Selasa, 28 Desember 2010

November 2010

Hmm...

Sebenernya gue juga bingung mau mulai cerita ini dari mana. Coz, banyak banget pengalaman yang gue alami sepanjang 2 bulan ini. Jujur aja, hampir semua peristiwa yang terjadi itu gak pernah gue duga sebelumnya. Anyway, here goes.

Semuanya bermula dari awal November lalu, ketika semua mahasiswa diwajibkan menyelesaikan dokumen Tugas Akhir (baca: skripsi) supaya bisa diuji di bulan Desember. Yaa, awalnya gue agak shock juga sih tentang Tugas Akhir. Gimana enggak pusing tujuh keliling, coba?! Pemberitahuannya aja mendadak sebulan sebelum dikumpulin. Padahal, selama satu semester ini aja gak pernah ada kehadiran & tatap muka di kelas.


Tapi, mau enggak mau, dokumen Tugas Akhir (yang gue biarin terbengkalai dari semester lalu) ini pun notabene bakal jadi penentu langkah gue untuk lulus. Alhasil, hari demi hari, gue "rajut semua benang kusut" dengan bermodalkan Pentium 4, koneksi Internet, Microsoft Word 2007, ama sebuah flash disk mungil nan powerful.

Widih, pokoknya amit-amit deh waktu kerjain dokumen. Ogah banget kalau semua dokumen musnah gara-gara pemadaman listrik. Eh, tetep aja ada aral melintang. Worst case scenario yang terjadi malah gini: komputer sempet gue format gara-gara belum pasang anti-virus. Otomatis komputer gue udah lemot banget setelah "terinfeksi". Let's format this for several hours, ladies and gentlemen. Ooohhh, God !!!

Setiap langkah pahit gue jalanin dari waktu ke waktu. Mulai dari nge-format komputer (ternyata gak semua data bisa di-backup waktu itu, padahal dah dicobain transfer ke hard-disk eksternal), tidur hampir cuma 3-4 jam sehari, kadang lupa sarapan, & bolak-balik kampus ketemu ama dosen pembimbing Tugas Akhir. Semua itu demi cinta: cinta supaya cepet-cepet lulus & irit biaya kuliah, katanya. Jadi inget lagu Warteg Boyz yang judulnya "Okelah Kalo Begitu". Hahaha.


That's not all, though. Ibarat yin-yang, dia punya sisi gelap dan sisi terang. Di satu sisi, gue merasa ini menjadi beban yang bertubi-tubi. Tapi, di sisi yang terang, gue juga merasa semua peristiwa ini bakal berubah menjadi sebuah good & happy ending. Setelah sekian hari, sidang Tugas Akhir pun akhirnya dilaksanakan. Hmm, situasinya SUPER canggung: slide presentasi yang udah gue buat sedemikian cantik ini pun sangat jarang dilirik (penguji malah periksa dokumen waktu sidang), beberapa pertanyaan yang dilontarkan penguji kadang malah melenceng jauh dari topik, tulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga dikritik, dan sebagainya, dan seterusnya, dan lain-lain. Haduuuhhh, ampun deh; gue udah bendera putih.

Di penghujung sidang, gue diminta keluar sebentar. Beliau-beliau akan mendiskusikan nasib gue: LULUS sidang Tugas Akhir ("Selamat, Nak!") atau GAGAL TOTAL ("Silahkan ulang di semester depan ya, Nak!"). 3 menit berlalu dan gue dipanggil masuk ke dalam ruang sidang. And the declared news was...

"Selamat! Anda lulus dengan revisi!" (fiuuuhhh... LEGAAA...)


Sekarang tinggal revisi deh. Tapi... liburan Natal & Tahun Baru dulu aja lah yaa... Hehe...

Inti Cerita:
Thomas Jefferson pernah berkata, "Never put off till tomorrow what you can do today." Nasihat beliau ini memang benar adanya. Kita (seharusnya) memang tidak perlu menunda pekerjaan apabila dapat dibereskan hari ini. Tapi, dasar manusia, selalu saja ada sifat huruf M besar ini (baca: malas).

Semoga Tuhan memberkati!

Kamis, 26 Agustus 2010

Perbedaan Percaya (To Believe) & Mempercayakan (To Trust)

Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya (Matius 8:13).

Sesungguhnya ada perbedaan yang sangat mencolok antara percaya dan mempercayakan.
Meski sekilas kata percaya dan mempercayakan sangatlah mirip (bahkan berasal dari akar kata yang sama), dua kata tersebut memiliki substansi yang berbeda.

Dalam bahasa Inggris, kata to believe diterjemahkan sebagai percaya. Sedangkan, kata to trust dalam bahasa Inggris memiliki arti mempercayakan.


Sebagai contoh, Anda mungkin percaya kalau saya adalah orang yang baik, jujur, tidak curang, dan bisa dipercaya. Jika Anda sudah percaya bahwa saya adalah orang dengan karakteristik seperti itu, beranikah Anda mempercayakan seluruh harta, kekayaan dan aset Anda kepada saya? Jika Anda percaya namun tak berani mempercayakan, itu indikasi bahwa tingkat percaya Anda hanya to believe saja. Tetapi jika Anda percaya dan berani mempercayakan, maka tingkat percaya Anda adalah to trust.

Lalu, bagaimana tingkat kepercayaan kita kepada Tuhan?

Saya terlalu yakin bahwa kita semua percaya bahwa Tuhan adalah Bapa yang baik, yang bertanggung jawab, yang memelihara hidup kita, yang penuh mukjizat, bahkan dapat melakukan hal yang mustahil sekalipun bagi kita. Ini to believe.

Yang menjadi pertanyaan adalah, "Setelah kita percaya bahwa Ia adalah Bapa yang baik, beranikah kita mempercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya tanpa ragu lagi?"

Tuhan adalah ahlinya membuat mukjizat. Kita tahu itu, tapi apakah kita juga berani mempercayakan hidup kita kepadaNya? Kalau kita percaya sekaligus berani mempercayakan, berarti tingkat percaya kita adalah to trust.

Tuhan menghendaki agar kita tak hanya to believe saja, tapi juga to trust. Apa gunanya kita percaya namun tak berani mempercayakan?

To believe tidak akan pernah membuat kita mengalami mukjizat Tuhan, hanya to trust yang bisa melakukannya. Apapun masalah atau pergumulan hidup yang sekarang kita hadapi, baiklah kita berani mempercayakan masalah kita itu kepada Tuhan. Percayalah bahwa kita akan segera melihat campur tangan dan pertolongan Tuhan tepat pada waktunya.

Jangan hanya to believe, milikilah to trust!

Sumber : http://www.bethanybangkok.com/?p=1689

Kamis, 19 Agustus 2010

Kekuatan Sikap

John Maxwell pernah berkata, “Jangan pernah menganggap rendah kekuatan sikap Anda. Itu adalah diri kita yang sebenarnya. Akarnya ada dalam diri kita, tapi buahnya ada di luar. Dia bisa jadi sahabat terbaik kita atau musuh terjahat kita. Dia lebih jujur dan konsisten daripada kata-kata kita. Dialah yang menarik orang datang kepada kita atau membuat orang-orang menjauh dari kita. Dia tidak akan pernah puas sampai berhasil diekspresikan. Dia adalah pustakawan tentang masa lalu kita; dia adalah pembicara tentang masa kini kita dan dia adalah nabi tentang masa depan kita.”

Banyak orang mengatakan bahwa sikap kita lebih penting daripada kata-kata kita dan riset membuktikan bahwa 85 persen alasan kita mendapat pekerjaan dan terus maju dalam pekerjaan itu adalah karena sikap kita. Sayangnya, kalau orang bicara soal sikap, apalagi di antara anak muda zaman sekarang, mereka selalu mengidentifikasikannya dengan sesuatu yang negatif.


Sikap kita adalah kunci pendidikan. Dia adalah kunci kita bisa dekat dengan orang lain dan terus maju dalam hidup. Seorang murid yang punya sikap yang baik akan belajar bukan sekedar untuk hanya sekedar lulus ujian saja. Seorang pekerja dengan sikap yang baik akan melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dan ceria. Suami atau istri yang memiliki sikap yang baik akan menangani situasi yang sulit dengan cara yang lebih efektif dan meningkatkan relasi yang ada di antara mereka. Dokter yang punya sikap yang baik akan lebih sabar dan telaten menangani pasien-pasiennya.

Ketika semua pemain sepak bola memiliki kemampuan yang hampir sama dan ada keraguan untuk memilih pemain yang mana, pelatih pasti akan memilih pemain yang punya sikap yang baik. Dan begitu juga ketika seorang pria atau wanita yang mencari pasangan.

Quote
  • Jangan akhiri sebuah pertemuan sampai semua tugas sudah diserahkan pada pribadi yang tepat dengan solusinya.

  • Sebuah keputusan tanpa batas akhir adalah diskusi yang sia-sia.

  • Kembangkan sikap seorang pemenang.

Jokes
Waktu disuruh membereskan kamarnya, seorang remaja pura-pura marah dan berkata, “Apa? Mama menyuruh saya menciptakan ketidakseimbangan dalam ekologi alami lingkungan saya?” (Dorothea Kent)

Sumber diambil dari buku "Something to Smile About" karya Zig Ziglar.

Senin, 02 Agustus 2010

Benih-benih Sikap Rajin

Kemarin aku duduk mengikuti ibadah penutupan peti ibu dari salah seorang temanku. Tidak ada yang terlalu istimewa dalam ibadah itu, kecuali saat anak tertua menyampaikan ucapan terima kasih dari pihak keluarga. Kata-kata yang ia ucapkan sangatlah menyentuh, sehingga ada banyak pengunjung yang meneteskan air mata.

Aku tidak dapat mengingat setiap detil kata-katanya, namun ada beberapa kalimat yang masih terngiang-ngiang di telingaku. Kurang lebih demikian apa yang dikatakan anak sulung itu di hadapan ratusan orang yang hadir waktu itu.

---------------------------------------------------------

Mama kami seringkali berbohong. Mungkin Anda terkejut mengapa saya menyampaikan hal ini di penutupan peti Mama. Tapi, kami mau Anda tahu apa yang sebenarnya terjadi. Papa meninggal ketika mama berusia 30 tahun, dan sejak itu mama tidak pernah menikah lagi. Bayangkan, apa yang harus dilakukan seorang janda berumur 30 tahun dengan dua anak berusia 4 dan 2 tahun untuk bertahan hidup? Sejak kecil saya dan adik melihat mama bekerja keras mencuci pakaian tetangga dan menjual makanan kecil. Pagi hari mencuci, kemudian memasak, dan berkeliling kampung menjual makanan kecil sampai sore.

Sering saya bertanya, ”Mama pasti capek ya?”

Saya tahu Mama pasti lelah, tapi ia selalu tersenyum. Sambil mengusap kepala saya dan kepala adik, Mama berkata,” Tidak Nak. Mama tidak capek.”

Mama berbohong pada kami.

Seringkali kami melihat mama membagi makanan menjadi dua; untuk saya dan adik. Ia hanya mengambil sebagian kecil untuk dirinya. Kalau itu daging, mama hanya mengambil kuah daging itu untuk dirinya. Daging diberikan untuk saya dan adik. Saya meminta, ”Mama, ayo ambil dan makan dagingnya bersama-sama. Dibagi tiga kan masih cukup.”

Mama hanya menggeleng dan berkata,” Mama tidak bisa makan daging. Kalian saja makan supaya kuat dan sehat.”

Setelah besar saya tahu bahwa mama berbohong. Mama sebenarnya bisa dan suka makan daging. Ia mengalah untuk kami.

Jika ada sedikit uang lebih untuk membeli pakaian, maka Mama pasti akan memilih yang terbaik untuk saya dan adik. Ketika kami makin besar, berulang kali kami mendesak Mama untuk membeli pakaian untuk dirinya sendiri. Mama selalu menjawab, ”Baju yang ada masih bisa dipakai. Masih bagus.”

Padahal kami tahu di tengah malam hari, Mama menjahit lubang-lubang yang ada di bajunya. Mama berbohong. Baju itu sebenarnya sudah jelek.

Mama adalah sosok pekerja keras. Ia tidak pernah malas melakukan apapun bagi anak-anaknya. Ia jarang mengeluh dan seperti yang saya katakan tadi, Mama malah cenderung menutupi kelelahan dan keinginannya demi anak-anaknya. Sewaktu menemani Mama di hari-hari terakhir hidupnya, saya bertanya mengapa Mama bisa begitu rajin bekerja. Mama menjawab, ”Mama harus rajin bekerja, karena Mama mencintai kalian. Mama ingin kalian sukses."

---------------------------------------------------------

Bagiku, ibu dari rekanku itu adalah contoh hidup apa yang disebut dalam Amsal 31:27, "Ia selalu rajin bekerja dan memperhatikan urusan rumah tangganya."

Dengan saksama ia memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di dalam rumah tangganya dan ia tidak pernah malas. Ibu rekanku itu telah menjadi wanita yang maksimal. Maksimal memperhatikan rumah tangganya walau seorang diri. Aku bisa melihat buah kerja keras dan sikap rajin ibu itu. Dua rekanku adalah sosok pekerja keras, rajin, ulet dan tangguh seperti ibunya. Sungguh, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. SIKAP RAJIN AKAN MENGHASILKAN BUAH YANG MANIS DI MASA DEPAN.


Selamat menabur benih sikap rajin.

Sumber:
Wahyu Pramudya.

Sabtu, 17 Juli 2010

Pintar Tapi Bodoh

Seorang manajer dari sebuah perusahaan mendengar gosip bahwa dirinya akan dipromosikan menjadi seorang General Manager, menggantikan orang sebelumnya yang baru saja mengundurkan diri.


Meski sumber berita itu tidak jelas dari mana datangnya, namun itu cukup membuatnya melayang penuh KEGEMBIRAAN. Mengingat perjalanan karirnya yang dimulai dari bawah, usianya yang masih 29 tahun dan lama kerja yang masih baru di bawah 6 tahun, tentu ini adalah hal yang sangat menggembirakan sekaligus menjadi prestasi yang sangat mentereng.

Namun, seperti pada beberapa perusahaan, selalu ada orang-orang iri yang tidak rela melihat orang lain berhasil. Para manajer yang usianya lebih senior dan sudah bekerja lebih lama dari manajer muda itu juga mendengar kabar burung yang sama dan mulai merasa cemburu. Maka, para manajer yang lebih senior menyebarkan gosip lain yang isinya adalah menjelek-jelekkan manajer muda tersebut. Mulai dari masalah pribadi, hingga fitnah dalam pekerjaan.

Secepat angin berhembus, berita buruk itu segera sampai ke telinga sang manajer muda. Pada awalnya, manajer muda itu masih bisa menahan diri. Namun, semakin hari semakin banyak berita yang ia dengar dan kesabarannya pun semakin tipis. Belum lagi perilaku para manajer senior yang sering menyindir dan mengeluarkan humor-humor sarkasme di depan sang manajer muda.

Hingga suatu hari, dalam sebuah rapat rutin, seluruh manajer hadir di sana dan direktur perusahaan itu mengemukakan sebuah kasus cukup besar yang terjadi di dalam perusahaan itu. Ternyata dalam rapat tersebut seluruh manajer senior bersepakat untuk menyudutkan sang manajer muda, menjadikan ia kambing hitam dan semuanya bersatu padu melemparkan kesalahan pada sang manajer muda.

Ketika perdebatan mulai alot, sang manajer muda mulai frustasi mempertahankan diri. Tiba-tiba ia berdiri dan berteriak kepada seluruh manajer yang ada di sana. Sambil menudingkan jarinya ia membentak geram, “Ucapan kalian semuanya bullshit!!!! Kalian berusaha memojokkan saya karena kalian iri dengan prestasi saya dan tidak mau saya diangkat menjadi General Manager!”

Singkat cerita, manajer muda itu dipanggil oleh sang direktur.
“Saya tahu kamu adalah manajer yang potensial. Tapi siapa yang bilang kalau kamu akan dipromosikan jadi GM? Sampai hari ini manajemen belum memutuskan siapa yang akan menggantikan menjadi GM. Tadinya kami memperhitungkan dirimu, tapi setelah melihat perilakumu di meeting, jelas sudah bahwa kamu belum layak menjadi General Manager.”

Manajer muda itu tidak bodoh. Pendidikan S1 ia selesaikan di salah satu kampus elit Amerika. IQ-nya lebih dari cukup untuk membuat ia sadar bahwa tindakannya di dalam meeting bisa mengancam karirnya. Namun, tetap saja, kepintaran otak kita tidak mampu menyelamatkan kita dari tindakan-tindakan konyol yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Anthony Dio Martin, pernah berkata, “Sebenar apapun posisi Anda, ketika Anda membiarkan emosi mengambil alih tindakan, Anda bisa menjadi salah!”

That’s exactly what happen with that young manager.
WHAT A PITY?


Sumber diambil dari buku "Emotion for Success" karya Josua Iwan Wahyudi.

Sabtu, 03 Juli 2010

Tuhan dan Piala Dunia

Ratusan juta orang menonton dan terlibat secara emosional. Sejenak dunia bersatu dan bergandengan tangan untuk larut dalam momen kegembiraan yang hanya dilaksanakan 4 tahun sekali. Sepanjang pertandingan, kedua belah pendukung pun tidak henti-hentinya untuk berharap-harap cemas. Bahkan karena tegang melihat kesebelasan negara favoritnya, seorang atheis pun dalam hati (mungkin) terucap, Oh, please God…


Lalu Tuhan yang baik yang memperhatikan, atau bahkan menonton dan menikmati setiap pertandingan hanya tersenyum, mungkin juga tertawa girang melihat manusia-manusia di bumi melupakan sejenak hiruk pikuk masalah untuk larut bersama dalam pertandingan demi pertandingan. Mengingat pertandingan Inggris melawan Amerika Serikat, mungkin kedua pendukung berdoa kepada Tuhan agar kesebelasan favorit mereka yang memenangkan pertandingan. Supaya adil, Tuhan menjawab keduanya dengan hasil imbang 1-1. Saya pribadi tidak begitu senang dengan blunder yang dilakukan Robert Green dan banyaknya peluang yang terbuang oleh kesebelasan Inggris.


Dalam hati kecil saya bertanya, "Apakah Tuhan menyukai sepak bola? Apakah Tuhan menikmati pertandingan demi pertandingan, tentu yang tanpa huru-hara atau ribut antar suproter atau pemain? Apakah Tuhan mempunyai kesebelasan favorit atau pemain bola favorit? Mungkin Lucio dari kesebelasan Brasil yang begitu devoted kepada Tuhan? Atau Tuhan bersorak girang “Gooollll !!!!” ketika kesebelasan favorit atau pemain favoritnya menciptakan gol?"


Tentu tidak mungkin secara eksplisit saya dapatkan jawabannya di Alkitab. Saya juga tidak secara khusus berdoa untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang tidak penting tersebut.

Asal jangan karena piala dunia, kita jadi lupa ke gereja karena alasan, "Piala Dunia kan 4 tahun sekali, gereja bisa minggu depan."

Atau hal-hal lainnya yang membuat pekerjaan menjadi terbengkalai, apalagi sampai berjudi dan menghabiskan uang karena kesebelasan favoritnya kalah.


Saya hanya bisa membayangkan bagaimana suasana Sorga menyaksikan momen Piala Dunia ini. Di Alkitab hanya tercatat bahwa seisi Sorga bersuka cita ketika ada satu orang yang bertobat. Namun tak bisa diketahui apakah seisi Sorga bersorak kegirangan apabila ada pemain seperti Sneijder atau Cristiano Ronaldo mencetak gol? Seperti Kaka yang mempertunjukkan kaus putih yang sudah dipersiapkan dengan tulisan I LOVE U JESUS.

Piala dunia masih akan terus membuat suatu memori indah atau menyebalkan, decak kagum atau tangis kecewa. Yang pasti, semoga kebersamaan ini jangan cepat berakhir. Jangan sampai menunggu 4 tahun lagi untuk bisa larut dalam kebersamaan dengan melupakan segala perbedaan yang ada.


Ini sekedar rasa penasaran saja yang lahir dari suatu momen Piala Dunia. Saya hanya dapat membayangkan Tuhan disenangkan melalui Piala Dunia, entah bagaimana caranya. Kerinduan saya dapat terobati dengan apa pun juga yang dapat menyenangkan hati-Nya.

Sumber : http://www.sabdaspace.org/tuhan_dan_piala_dunia%E2%80%A6

Selasa, 25 Mei 2010

Mengalah Untuk Menang

Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan (Mazmur 37:8)

Apakah Anda pernah melihat anak nelayan memancing kepiting? Mereka mengikatkan tali di sebatang bambu. Ujungnya diikatkan pada batu kecil. Lalu bambu itu diayun ke arah kepiting yang diincar, kemudian disentak-sentakkan agar kepiting itu marah. Begitu si kepiting marah, ia akan mencengkeram batu kecil itu dengan kuat dan terjeratlah ia karena kemarahannya!

Karena adanya akibat serupa dengan gambaran di atas, itulah sebabnya amarah kita tidak boleh terpancing melihat orang jahat. Tiga kali pemazmur menasihati para pembacanya agar jangan marah kepada orang yang berbuat jahat. Sebab itu hanya akan membawa kita pada kejahatan.

Emosi tinggi bisa membuat kita berbuat sesuatu yang berakibat buruk. Misalnya karena ingin melampiaskan kemarahan, kita justru menyakiti orang lain secara fisik atau perasaan. Bahkan sekalipun kemarahan itu beralasan, kita bisa menjadi marah atau iri hati terhadap orang yang bebas berbuat jahat.

Seolah-olah hidup mereka tetap aman dan terlindungi dari murka Allah. Seakan-akan Allah tidak adil. Sepertinya Dia membiarkan saja jika orang benar lebih kerap bermasalah dibanding orang jahat. Benarkah?


Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah disini untuk “menang”; untuk tidak jatuh dalam perbuatan dosa. Jika kita harus menyaksikan kefasikan merajalela dan kita tak bisa berbuat apa-apa, kita harus meneguhkan hati untuk tidak marah. Ya, marah kepada orang fasik hanya membuat kita masuk ke dalam pancingan mereka.

Kemarahan yang tak terkendali justru akan menjerat kita ke dalam dosa. Ingat saja kata pemazmur. Orang fasik takkan bertahan lama dalam keberdosaan, kejahatan mereka akan terbongkar. Tuhan selalu adil. Dia tidak menutup mata atas kefasikan

KEBERUNTUNGAN ORANG FASIK HANYA SEMENTARA.
KEBERUNTUNGAN ORANG BENAR SUNGGUH TAK TERKIRA.


Sumber : http://harianwanita.com/blog/

Rabu, 19 Mei 2010

Gran Torino

Mendapat satu cinta dari satu orang itu tidak cukup. Manusia memerlukan banyak cinta dari orang-orang di sekitarnya.

Walt Kowalski (Clint Eastwood) adalah seorang veteran perang dan mantan teknisi pabrik mobil yang baru saja kehilangan istrinya, seseorang yang paling dicintai dan mencintainya. Sayang sekali, istri yang baik itu sudah tiada.


Walt memandang nanar kehidupannya sendiri dan menjadi frustrasi. Dalam film ini, Walt digambarkan sebagai orang yang keras, nasionalis, kolot, sinis dan kesepian. Ia tak dapat mencintai kedua anak lelakinya beserta istri dan anak-anaknya. Mereka menganggap Walt sebagai orang aneh; Walt sendiri tidak tahu mengapa ia tak dapat merasa dekat dengan mereka. Walt bahkan muak dengan sikap para cucunya yang sama sekali tidak menghargai sopan santun.

Mendiang istrinya nampaknya dapat memprediksi bahwa Walt akan melewati masa tuanya dengan rasa sepi dan menderita. Ia memberikan pesan kepada seorang pastor muda (Christopher Carley) untuk menjaga dan membawanya lebih dekat pada Tuhan. Pastor itu melakukan tugasnya dengan baik, tapi Walt menolaknya; bahkan berubah menjadi membenci semua orang.

Walt juga bertetangga dengan keluarga etnis Hmong (sebutan untuk keturunan Vietnam). Kehadiran mereka sangat mengusiknya, apalagi ia mempunyai pengalaman buruk dalam perang Korea. Tetap saja, manusia memang tak dapat hidup sendiri. Mau tak mau, sengaja atau tidak sengaja, ia akan berhubungan dengan orang lain. Interaksi antar tetangga ini bermula dengan hal-hal yang buruk. Mulai dari rasa benci terhadap orang Asia (ras yang berbeda), bahasa yang berbeda, kultur yang berbeda. Namun demikian, dari perbedaan tersebut sebuah persahabatan akan lahir.

Mobil klasik Gran Torino 1972 adalah harta terbesar Walt. Mobil klasik ini mengawali kisah persahabatan dengan suatu kejadian yang paradoks. Awalnya anak tetangga sebelah yang bernama Thao (Bee Vang) berusaha mencuri mobil kesayangan Walt ini. Thao terpaksa mencuri karena diancam oleh segerombolan geng Hmong untuk melakukan hal itu. Kakak perempuan Thao kemudian menjadi penengah antara Walt dan Thao. Gadis manis bernama Sue (Ahney Her) selalu bersikap sopan dan sangat bersahabat. Walt pun menjadi luluh dan dapat berteman dengan keluarga Hmong ini.

Dari persahabatan itu, sikap baik dari Walt dapat tergali kembali. Ia bahkan mencintai kedua remaja Sue dan Thao. Walt mencintai dan dicintai mereka bagaikan hubungan bapak dan anak. Walt bahkan merasa bertanggung jawab akan masa depan mereka. Walt ingin membentuk mereka sebagai generasi muda yang baik, sopan, penuh hormat, dan dapat berdikari untuk masa depannya. Sesuatu yang tak dapat ia lakukan kepada cucu-cucunya sendiri. Ia melakukan tugas kebapakannya ini kepada "total strangers". Dari hubungan yang melahirkan kasih ini, Walt mau datang kembali ke gereja. Ia melakukan pengakuan dosa, sesuatu yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.

Clint Eastwood kali ini membuat kisah hidup manusia dengan berfokus pada cerita sehari-hari. Hal inilah yang membuat film ini menjadi semakin hidup, kita dapat melihat suatu potret dan problema di suatu kota yang multi-kultural. Film Gran Torino memang tidak mendapat penghargaan apapun di Golden Globe ataupun Oscar 2009. Tapi karya Clint Eastwood ini menjadi film terlaris di Amerika Serikat dan Kanada. Film ini cukup unik dan temanya lumayan orisinil, ada superhero berusia 78 tahun; seseorang yang sinis dan rasis yang akhirnya mendobrak sikapnya menjadi seorang sahabat yang rela mati untuk orang yang dicintainya.

Sumber : http://www.terangdunia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=197:gran-torino&catid=53:film&Itemid=82

Sabtu, 15 Mei 2010

Legion

Pertempuran Malaikat Melawan Manusia


Rusaknya peradaban manusia telah membuat Tuhan kecewa. Tuhan lantas memerintahkan Gabriel (Kevin Durand) untuk turun ke bumi memusnahkan seluruh umat manusia supaya bumi bisa diselamatkan dari dosa. Sebuah kehidupan baru akan menggantikan kehidupan lama yang dinilai sudah parah.

Namun, ada satu malaikat yang tak sependapat dengan Tuhan. Michael (Paul Bettany) menganggap umat manusia masih memiliki harapan. Michael pun turun ke bumi, bukan untuk mengemban tugas dari Tuhan tersebut. Melainkan untuk mencegah kemusnahan. Tidak tanggung-tanggung, Michael memotong sayapnya sehingga manusia biasa.

Harapan Michael adalah menyelamatkan Charlie (Adrianne Palicki), seorang wanita muda yang tengah mengandung anak dari pacarnya yang tidak bertanggung jawab. Konon, bayi yang dikandung Charlie nantinya akan menjadi penyelamat umat manusia.

Sementara di perbatasan New Mexico terjadi satu fenomena alam aneh, sekumpulan lalat dalam jumlah besar terbang menyerupai badai gurun. Tidak jauh dari situ, berdiri sebuah restoran milik Bob Hanson (Dennis Quaid), di mana Charlie juga tinggal di situ. Anak Bob Hanson yang bernama Jeep (Lucas Black) adalah seorang lelaki yang cinta pada Charlie dan ingin mengasuh serta membesarkan anak yang dikandung Charlie.

Kehidupan Charlie, Jeep, dan keluarganya tiba-tiba berubah saat datang seorang nenek ke restoran mereka. Ia memesan steak dan tiba-tiba berubah menjadi monster penghisap darah dan menyerang para pengunjung. Beruntung saja, Kyle (Tyrese Gibson) berhasil menembak sang nenek hingga mati. Mereka semua menjadi bingung dan ketakutan hingga kemudian datang Michael ke tempat itu.

Dari Michael, mereka mendapat penjelasan mengenai pasukan malaikat (legion) yang akan memusnahkan manusia. Yang bisa menyelamatkan mereka adalah bayi yang sedang dikandung Charlie. Jika bayi tersebut berhasil dilahirkan, maka umat manusia akan selamat dari kemusnahan.

"Terakhir kali Tuhan kehilangan kepercayaan terhadap umat manusia, Ia mengirimkan banjir. Kali ini, Ia mengutus malaikat untuk memusnahkan umat manusia," kata Michael.

Maka, mereka bersama seorang 'mantan malaikat' berusaha mati-matian melindungi Charlie. Di sinilah adegan pertempuran seru antara malaikat dan manusia terjadi.

Apa yang disuguhkan sang sutradara Scott Stewart di film ini sangat menarik dari segi efek visual. Sebelumnya, Scott pernah menggarap visual efek beberapa film di antaranya, 'Pirates of the Caribbean: At World's End', 'Harry Potter and the Goblet of Fire', 'Night at the Museum' dan 'Iron Man'. Jadi tidak heran jika 'Legion' menyuguhkan visual yang mencengangkan.

Mengenai isi cerita, Scott Stewart dan Peter Schink yang menjadi penulis skenario tampak mencampuradukkan isi Alkitab dengan imajinasinya, sehingga menghasilkan cerita yang bisa menyesatkan pemirsa. Jika diperhatikan seksama, ide ceritanya tak jauh beda dengan film 'Terminator', hanya saja 'Legion' ber-setting lain dan bersifat religius.

Dalam Alkitab, nama 'Legion' dapat kita temui ketika Yesus mengusir roh jahat yang merasuki seseorang di Gerasa (Markus 5:9; Lukas 8:30). Dinamai legion karena jumlah yang merasukinya banyak. Arti kata 'legion' sama dengan satu divisi dari tentara Roma yang jumlahnya sekitar 6.000 orang.

Sementara Gabriel dan Michael adalah nama-nama malaikat utama. Alkitab mencatat Gabriel menampakkan diri kepada Daniel (Daniel 8:16). Ia juga diutus kepada Zakharia dan Maria (Lukas 1:19, 26). Sedangkan Michael disebut sebagai penghulu malaikat (Yudas 1:9), dan dalam penglihatan Rasul Yohanes di Wahyu 12:7 ditulis Michael berperang melawan naga.

Film ini sebenarnya tidak direkomendasikan untuk ditonton, selain ceritanya yang menyesatkan, juga karena sarat adegan kekerasan. Namun jika tetap ingin menontonnya juga, satu pesan penting, ingatlah bahwa ini adalah film fiksi. Meskipun di dalamnya ada kutipan ayat Alkitab yang muncul, bukan berarti film ini dibuat berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Apa yang diungkapkan dalam film ini adalah hasil imajinasi pembuat film, sekedar mencomot ayat untuk mendukung isi cerita yang hanya karangan belaka.

Sumber : http://www.terangdunia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=375:legion-pertempuran-malaikat-melawan-manusia&catid=53:film&Itemid=82

Kamis, 13 Mei 2010

Delon Thamrin

Nama Delon tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat. Dia adalah juara kontes “Indonesian Idol” pertama. Selain singkat, nama ini juga mudah diingat.


Stanislaus Alexander Liauw Delon Thamrin mulai dikenal semenjak penampilannya pada "Indonesian Idol". Perjalanannya menuju babak puncak acara ini disertai kontroversi bahwa ia terus melaju hanya karena wajahnya yang menarik serta latar belakang hidupnya yang mengundang simpati dari masyarakat. Saat itu, media banyak mengekspos bahwa ibunda Delon mengidap penyakit jantung dan Delon bekerja keras untuk mendapatkan biaya pengobatannya. Delon juga sering dikritik kurang mampu menyanyikan lagu bertempo tinggi. Nyatanya, popularitas Delon terus meningkat dan tetap mendapat dukungan para penggemar setianya yang disebut Deloners, dan terus melaju sampai babak puncak.

Pria kelahiran 20 Mei 1978 itu menduduki posisi kedua, setelah kalah unggul dengan Joy Tobing. Delon akhirnya menjadi pemenang "Indonesian Idol" beberapa bulan kemudian. Hal ini terjadi setelah Joy Tobing memutuskan untuk keluar dari Indomugi Pratama, pihak manajemen yang ditunjuk oleh FreMantle Media dan RCTI. Proses keluarnya Joy berlangsung secara alot dan penuh konflik.

Semenjak itu pula, perlahan-lahan tawaran kepada Delon dalam bidang hiburan terus meningkat. Setelah Indonesian Idol, Delon pun berkesempatan merilis album. Di antaranya, album perdananya BAHAGIAKU yang kemudian mendapatkan double platinum dalam waktu dua bulan setelah peluncurannya. Menyusul album keduanya, THE SWEETEST GIFT FROM DELON yang bertemakan Natal, single "Terjaga Di Setiap Mimpi" pada album PORTRAIT OF YOVIE, single “Kokoro no Tomo” duet dengan Mayumi Itsuwa pada album BEST DUET LOVE SONG, single "Satu Hanya Kamu duet dengan Pingkan Mambo di album terbaru Pingkan, dan soundtrack untuk film VINA BILANG CINTA. Selain itu, Delon juga banyak membintangi iklan, sinetron, dan film layar perak.

Debut akting Delon lewat film layar lebar yang dibintanginya bersama aktris Rachel Maryam, dalam VINA BILANG CINTA (2005).

Penyanyi yang pernah digosipkan dengan artis cantik Sandra Dewi ini kembali meluncurkan album terbarunya pada Februari 2008. Album ketiga Delon diberi tajuk PERASAANKU. Selain lagu "Terbalik", di album ini Delon juga menjagokan lagu "Indah Pada Waktunya" berduet dengan Irene (pemenang ajang kontes bernyanyi Duet Bareng Delon).

Selain aktif di dunia hiburan, Delon pun aktif dalam pelayanan kerohanian. Pada tahun 2008, Delon berangkat ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan Gereja Bethel Indonesia di sana. Delon telah membuktikan eksistensinya di dunia nyanyi dan entertainment. Dia juga telah membuktikan bahwa dengan berserah penuh terus melayani Tuhan, talenta dan kualitas suaranya dapat bertahan hingga saat ini.

Delon adalah putra dari pasangan Benny Thamrin (alm.) dan Liauw Agin. Kini ia lebih banyak aktif dalam dunia pelayanan dan sosial. Delon mengakui bahwa ia sedang mempersiapkan single dari album terbarunya. Di samping itu, Delon pun mempersiapkan album lagu rohaninya. Saat ditanyai mengenai hal apa yang membuat ia berniat membuat album rohani, Delon mengatakan bahwa ia memang ingin mencoba album rohani. Permintaan banyak pihak akan album rohaninya pun memang telah lama ia pertimbangkan.

Sumber : http://www.reformata.com/02393-delon-aktif-di-dunia-pelayanan.html

Selasa, 11 Mei 2010

Bagaimana Cara Mengendalikan Amarah Anda

Dalam memproses amarah kepada seseorang yang memiliki relasi dengan Anda, ada dua pertanyaan sangat penting:
  1. Apakah respons saya positif
    Apakah respons itu memiliki potensi untuk membereskan kesalahan itu dan memperbaiki relasi yang ada?

  2. Apakah respons saya penuh kasih
    Apakah respons itu dirancang bagi keuntungan orang yang kepadanya saya marah?


Kemudian, berikut lima tahap yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan amarah:
  1. Secara sadar mengakui kepada diri Anda sendiri bahwa Anda marah.
    Ucapkan dengan bersuara, ”Aku marah tentang hal ini! Kini apa yang harus aku lakukan?” Pernyataan seperti itu membuat Anda sadar akan amarah Anda sendiri dan juga menolong Anda mengenali baik amarah Anda dan tindakan yang akan Anda ambil. Anda telah menyiapkan tempat untuk menerapkan nalar terhadap amarah Anda.

  2. Mengendalikan respons langsung Anda.
    Hindari respons-respons umum tetapi merusak, seperti melampiaskan amarah secara verbal atau fisik, menarik diri, dan berdiam diri. Tolaklah mengambil tindakan yang biasanya Anda ambil saat merasa marah. Menunggu bisa menolong Anda untuk menghindari hal-hal yang mungkin tidak Anda maksudkan dan akan Anda sesali kemudian.

  3. Carilah fokus amarah Anda.
    Kata-kata atau tindakan mana oleh orang lain yang membuat Anda marah? Jika orang itu benar-benar bersalah kepada Anda, identifikasi dosa orang itu. Bagaimana ia bersalah kepada Anda? Lalu tentukan seberapa seriusnya pelanggarannya. Beberapa kesalahan bersifat minor dan beberapa sifatnya mayor. Mengetahui keseriusan masalah tersebut seharusnya mempengaruhi respons Anda.

  4. Analisa pilihan-pilihan Anda.
    Bertanyalah kepada diri Anda sendiri, "Apakah tindakan yang sedang kupertimbangkan ini akan memiliki potensi untuk berurusan dengan yang salah dan menolong relasi yang terganggu? Apakah itu yang terbaik bagi orang yang kepadanya aku marah?" Dua pilihan yang paling membangun adalah mengonfrontasi orang itu dengan cara yang menolong atau secara sadar memutuskan untuk mengabaikan masalahnya.

  5. Mengambil tindakan yang membangun.
    Jika Anda memilih untuk ”merelakan pelanggaran itu”, maka akuilah amarah Anda dalam doa dan kerelaan Anda untuk menyerahkan orang itu kepada Allah. Lalu lepaskan amarah Anda kepadaNya. Jika Anda memilih untuk mengonfrontasi orang yang telah bersalah kepada Anda, lakukan dengan lemah lembut. Dengarkan penjelasan yang diberikan, itu bisa memberi Anda sudut pandang yang berbeda akan tindakan dan maksud orang itu. Jika orang itu mengakui apa yang dilakukannya salah dan meminta Anda memaafkan, lakukan saja demikian.

Selamat mencoba.

Sumber : buku Anger - Mengatasi Amarah dengan Cara yang Sehat (Gary Chapman)

Senin, 10 Mei 2010

Kala Harapan Tak Berjumpa Realita

"Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel" (Lukas 24:21)

"Seorang jagoan menang belakangan." Pepatah ini menyiratkan harapan dan keyakinan. Namun, ini tidak berlaku bagi Mike Tyson ketika berhadapan dengan Evander Holyfield.

Dengan gaya jagoannya, Tyson memasuki arena pertandingan. Orang-orang yakin ini akan menjadi pertandingan yang mudah bagi Tyson untuk mengalahkan Holyfield. Akan tetapi, Tyson malah mendapat serangan bertubi-tubi dari Holyfield. Harapan untuk kembali menyabet juara dunia menjadi jauh dari kenyataan.

Pada ronde ke-3, Tyson pun menjadi putus asa dan menggigit telinga sang lawan.


Hal tersebut dapat dianalogikan sebagai harapan bangsa Israel terhadap Tuhan Yesus. Sebab Tuhan Yesus juga diharapkan menjadi seorang Mesias; membebaskan bangsa Israel dari dosa. Pada kenyataannya, Tuhan Yesus justru tidak menunjukkan diri sebagai seorang jagoan. Ia kalah dan mati disalib. Kekecewaan dan keputusasaan meliputi para murid Tuhan Yesus. Mereka meninggalkan kota Yerusalem dengan penuh kesedihan. Dalam kondisi seperti ini, Tuhan Yesus hadir dan menyapa mereka. Sapaan-Nya bukan sembarang sapaan. Sapaan-Nya sarat dengan kepedulian. Sapaan Tuhan Yesus tersebut menjadi awal dari pemulihan luka akibat kekecewaan.

"Lihat tangan-Ku dan lihat kaki-Ku. Ketahuilah, bahwa Aku sendirilah ini! Rabalah dan perhatikanlah, karena hantu tidak mempunyai daging atau tulang, seperti yang kalian lihat pada-Ku." (Lukas 24:39)

Dalam hidup ini, harapan tidak senantiasa bertemu dengan realita. Banyak orang di sekitar kita yang terpuruk karena pupusnya harapan, entah karena sakit hati atau permasalahan lainnya. Kristus telah menyapa kita dengan sapaan yang memberikan kekuatan untuk menjalani hidup yang tak sesuai dengan harapan. Kita pun diundang untuk menyapa mereka yang saat ini terpuruk dan putus asa.

Sapaan Tuhan Yesus yang sudah bangkit akan senantiasa membangkitkan harapan baru.

Amin.

Sumber : WASIAT vol.43 edisi Maret-April 2010 (Jumat, 19 Maret 2010)

Minggu, 09 Mei 2010

Religulous

“Religulous”, Film Agama yang Berwajah Sindiran

Sutradara Amerika Serikat, Larry Charles, mengeluarkan film yang bertajuk agama namun berisi mengenai sindiran.

Walau belum diputar di Inggris, film dokumenter berjudul Religulous menyindir hampir semua agama di dunia. Tak heran, bila banyak warga Inggris terkejut dengan film itu; memicu debat tentang munculnya tren anti-agama belakangan ini.

"Saya melihatnya di Amerika dan ironisnya, film ini cenderung sangat fundamentalis," ujar Jonny Baker, yang bekerja untuk Anglican Church Mission Society UK.

Film dokumenter ini ditulis dan dibintangi oleh komedian politik Amerika, Bill Maher. Maher dilahirkan di New York City. Bapaknya adalah seorang redaktur berita dan penyiar radio. Maher dibesarkan secara Katolik dan hingga remaja ia tidak menyadari bahwa ibunya Yahudi. Di masa dewasa, ia menekuni karir sebagai pelawak dan aktor.

Maher dikenal sebagai tokoh pengkritik agama. Ia pernah menggambarkan agama sebagai neurological disorder, sejenis penyakit syarat. Dia juga pernah mengatakan bahwa agama adalah penyebab banyak masalah pada masyarakat dan munculnya kemunafikan.

Menurut sutradaranya, judul film ini singkatan yang diambil dari kata 'religion' (agama) dan 'ridiculous' (menertawakan). Judul ini memiliki makna sindiran terhadap agama dan keyakinan untuk beragama. Film ini bercerita tentang Maher yang menghadapi berbagai agama melalui wawancara dengan para pemimpin agama dan mereka tak mampu menjawab pertanyaannya yang cenderung 'kurang ajar'.

Dalam film itu, Maher pergi ke berbagai tempat agama berasal (seperti Yerusalem, Vatikan, dan Salt Lake City) untuk mewawancarai para penganut agama dengan berbagai latar belakang dan berbagai kelompok tentang 'kemustahilan' agama. Gambar depan film ini bergambar tiga monyet yang memakai pakaian keagamaan dan lambang khas setiap agama.


Sebelum sempat beredar di sejumlah bioskop, film ini sudah menunai kritik dari umat Kristen di Inggris. Baker sendiri termasuk orang yang telah menonton film itu. Menurutnya, sutradara Religulous adalah contoh orang yang fanatik dan tidak toleran terhadap diri sendiri.

"Bill Maher hanya suka berteriak-teriak di depan kamera dan hal itu justru mengurangi nilai keseluruhan film," ujarnya.

Film ini juga memicu perdebatan sengit di kalangan pemuka agama dan pemikir tentang meningkatnya tren anti-agama.

"Para ateis hanya berkata 'tutup mulut'. Apa yang kita lihat adalah agama berada di bawah tekanan dan dikalahkan," ujar AC Grayling, profesor filosofi di Birkbeck College, London.

Menurut Grayling, film ini bagian dari respon kaum ateis atas meningkatnya 'kegaduhan' agama sejak serangan 11 September 2001 di AS.

"Terjadi peningkatan suara gaduh dari berbagai agama sejak tragedi itu. Dan kami melihat reaksi dari para ateis. Mereka berdiri dan dihitung karena mereka tidak menyukainya," jelasnya.

Bagi Baker, tren anti-agama di media massa dan di jalur kehidupan lain jelas melukai hati para penganut agama.

"Orang Afrika menganggap bahwa kami, orang Barat, adalah orang-orang yang tidak beragama," ujar Baker. Namun ia percaya bahwa serangan dari para ateis tidak akan pernah sukses.

"Agama itu penting. Orang-orang lebih tertarik pada kehidupan ketimbang hanya berbelanja saja," ujarnya.


Sumber : http://www.forumkami.com/forum/berita/4785-religulous-film-agama-berwajah-sindiran.html

Rabu, 28 April 2010

2012

“Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman – maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin – mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (I Tes 5:1–11)


Manusia sedang berusaha menyelamatkan bumi dan dirinya sendiri. Konon, berita dan kenyataan di dunia menunjukkan bahwa sekitar bulan Desember tahun 2012 akan terjadi kejadian luar biasa. Tidak hanya di bumi, tapi juga matahari membuat manusia mempersiapkan dirinya untuk penyelamatan. Apa pun usaha yang dilakukan anak-anak Tuhan haruslah kembali merujuk ke Alkitab bahwa semua ini memang harus terjadi, entah kapan sebagai penggenapan nubuat Allah. Yang penting bagi kita adalah terus berjaga-jaga karena hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.

Secara ilmiah, pada tahun 2012 nanti para ahli sudah melakukan penelitian bahwa akan terjadi sebuah keadaan di mana planet-planet akan menjadi tidak beraturan. Oleh karena itu, manusia mulai membangun sebuah Kubah di Kutub Utara yang saat ini lebih dikenal sebagai Kubah Kiamat.

Disebut Kubah Kiamat karena dibangunan untuk melindungi plasma nutfah. Jika terjadi bencana alam besar yang dapat memusnahkan sumber pangan, biji-bijian tersebut diharapkan menjadi penyelamat manusia dari kelaparan. Bangunan yang menyimpan biji-bijian dari seluruh dunia tersebut resmi difungsikan. Fasilitas yang disebut sebagai Kubah Kiamat (Doomsday Vault) ini dibuat di dalam sebuah gunung beku di Kepulauan Svalbard.

“Svalbard Global Seed Vault" merupakan kebijakan untuk melindungi keragaman biologi generasi masa depan. Ini adalah semacam "Bahtera Nuh" yang berada di dalam perut gunung sedalam 127,5 meter. Kubah tersebut akan menyimpan cadangan bibit dari ratusan bank benih dari seluruh dunia. Ruangan di dalamnya dapat memuat 4,5 juta sampel benih. Bangunan tersebut dibuat selama satu tahun dengan biaya pembangunan mencapai 9,1 juta dollar AS.



Sumber : http://iloveyougod.net/tag/2012-kristen/

Jumat, 23 April 2010

Pria Terlalu Buru-buru

Jika berpikir bahwa pria lebih sulit mengatakan 'I love you' daripada wanita, Anda salah besar. Peneliti justru mengatakan bahwa pria lebih cepat mengatakan tiga kata itu ketimbang wanita. Perbedaan faktor biologis dan psikologis ternyata menjadi penyebabnya.

Berdasarkan studi dan hasil survei terhadap 2.000 pria dan wanita, rata-rata pria mengatakan kata 'I love you' pada pasangannya setelah 7 bulan, sedangkan wanita baru mengatakannya setelah 8-9 bulan.

Dr Oliver James, seorang psikolog yang ikut dalam studi tersebut mengatakan bahwa dengan adanya hasil tersebut menunjukkan bahwa pria cenderung jatuh cinta lebih cepat daripada wanita. Wanita butuh sedikit waktu lebih untuk memutuskan apakah dirinya sudah jatuh cinta atau belum.

"Ini karena wanita mengalami proses pendewasaan dan pematangan biologis yang lebih cepat daripada pria. Akibatnya, seiring bertambahnya umur, tingkat keseriusan, pertimbangan dan emosinya wanita akan lebih tinggi daripada pria. Itulah sebabnya mereka lebih lama dalam memutuskan sesuatu," jelas James.

Pada usia anak-anak dan remaja, perkembangan seorang anak perempuan akan lebih cepat dibanding anak laki-laki seusianya. Dari faktor biologis, perempuan akan memiliki tubuh yang lebih tinggi sedangkan anak laki-laki justru memiliki tubuh yang lebih pendek.

Dari faktor psikologis, anak perempuan juga jauh lebih sensitif dan lebih mendramatisir sesuatu. "Itu karena mereka mengalami masa pubertas yang membuat emosinya naik turun dan perasaaannya lebih peka," ujar James.


Menurut Dr Helen Fisher dari Rutgers University, perasaan jatuh cinta dan pikiran romantis dikendalikan oleh otak yang kemudian melibatkan faktor reproduksi. "Ketika jatuh cinta, ada satu bagian sirkuit di otak yang menjadi aktif. Hal itu disebabkan karena hormon dopamin sedang diproduksi saat itu. Hormon dopamin akan menghasilkan perasaan gembira, berenergi, tidak mengantuk, dan fokus pada perhatian orang yang sedang dikagumi atau dicintai," jelas Fisher.

Fisher menambahkan bahwa wanita butuh waktu lebih lama untuk jatuh cinta karena mereka harus membuat 'memory trail' atau jejak ingatan tentang kelakuan pria. "Wanita harus mengingat-ingat lagi apa yang sudah dilakukan pria itu padanya dan juga kelakuan baik atau buruknya," jelas Fisher.

Sementara itu, kebanyakan pria lebih cepat jatuh cinta karena melihat tampilan wanita dulu tanpa banyak pertimbangan tentang sifat atau apa yang sudah wanita itu lakukan untuknya. Pria juga lebih memilih wanita yang merasa membutuhkan dirinya. "Pria ingin merasa menjadi penolong," ujar Fisher.

Jadi ketika pria mengatakan 'I love you', ia sudah bisa mengatasi berbagai perasaan dan emosi yang kompleks dalam dirinya, meskipun sebenarnya ia tidak yakin sepenuhnya dengan apa yang ia ucapkan. Tapi ketika wanita mengatakan hal itu, artinya ia sudah memikirkannya dengan penuh pertimbangan dan yakin dengan ucapannya," ujar James.

Sumber : http://forumkristen.com/komunitas/index.php?topic=16054.0

Rabu, 21 April 2010

Mengumpulkan Telur

Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. (1 Korintus 7:14)

Seorang pendeta baru saja menikah. Sekembalinya dari bulan madu, istrinya menunjukkan sebuah kotak kepada suaminya dan berkata: "Tolong kamu berjanji, dalam keadaan apa pun, untuk tidak membuka kotak ini". Walau dianggap agak aneh, sang pendeta berjanji bahwa ia tidak akan ingin mengetahui apa yang terdapat dalam kotak itu.

Dua puluh tahun telah lewat. Pada suatu hari, pendeta tersebut ingin mencari sesuatu dalam lemarinya. Ia menemukan kotak yang sudah lama dilupakannya itu. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Keberadaan kotak ini sudah begitu lama, sehingga aku kira tidak ada salahnya bila aku melihat ada apa di dalamnya." Kemudian ia membuka kotaknya dan menemukan uang sejumlah 12 juta rupiah dan 3 butir telur. Pada saat itulah istrinya memasuki kamar. "Kan aku sudah bilang jangan melihat apa yang ada di dalamnya," katanya dengan agak marah. Si suami yang merasa dipergoki, kelihatan agak merasa malu dan minta maaf kepada istrinya.

Selanjutnya sang pendeta berkata, "Karena aku sudah mengetahui apa isi kotak ini, aku harap kamu mau menjelaskan apa artinya."

"Baiklah", jawab istrinya. "Setiap kali khotbahmu jelek, aku meletakkan sebutir telur ke dalam kotak." Suaminya merenungkan hal ini sejenak dan merasa cukup puas mengingat ia telah berkhotbah selama 20 tahun; tiga butir telur dalam 20 tahun artinya prestasinya cukup baik!

"Itu sudah menjelaskan keberadaan ketiga butir telur itu. Namun, bagaimana tentang jumlah uang 12 juta itu?"


"Oh, itu," jawab istrinya, "Setiap kali aku telah mengumpulkan selusin telur, aku menjualnya."

Sumber : http://www.sabda.org/humor/mengumpulkan_telur

Senin, 19 April 2010

Stephen Tong

Latar Belakang
Stephen Tong (bahasa Tionghoa: 唐崇荣; pinyin: Tang Chongrong) lahir pada tahun 1940 di Xiamen, provinsi Fujian, Republik Rakyat Cina. Ayahnya berkebangsaan Cina dan ibunya seorang Tionghoa Indonesia. Pada usia 3 tahun, ayahnya meninggal dunia. Keluarganya bermigrasi ke Indonesia ketika ia berumur 9 tahun.

Pdt. Stephen Tong

Orang tuanya memiliki tujuh anak laki-laki (Tony, Yohanes, Petrus, Caleb, Solomon, Stephen, dan Joseph) dan seorang anak perempuan (Maria). Pada usia 17 tahun, ia menyatakan tekad untuk mengabdi pada Kristus setelah mendengar sebuah khotbah oleh Andrew Gih di sebuah KKR di Surabaya.

Pendidikan
Stephen Tong memperoleh gelar Bachelor Degree in Theology (B. Th) dari Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di Malang, Indonesia; tempat di mana ia kemudian melayani dan mengajar teologi selama 25 tahun. Pada tahun 1985, Stephen Tong dianugerahi gelar doktor kehormatan dalam kepemimpinan dalam penginjilan Kristen dari La Madrid International Academy of Leadership di Manila, Filipina. Pada bulan Mei 2008, ia menerima gelar kehormatan Doctor of Divinity dari Westminster Theological Seminary.

Dr. Stephen Tong bersama Dr. Peter A. Lillback (President of Westminster Theological Seminary)

Karir Musik
Selain sebagai pendeta, Dr. Tong juga dikenal sebagai salah satu konduktor musik. Sejak kecil ia memiliki sensitivitas yang sangat tinggi terhadap segala bentuk seni; termasuk musik, lukisan, arsitektur, dan seni pahat. Ia mengamati dan mempelajari seni-seni tersebut secara otodidak. Ia telah menciptakan musik sejak usia 16 tahun dan memimpin oratorio sejak umur 17. Sejak saat itu, ia telah memimpin oratorio dan musik gerejawi di Seminari Alkitab Asia Tenggara dan gereja-gereja yang ia layani.

Pada tahun 1986, ia mendirikan Jakarta Oratorio Society yang melakukan penampilan di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia, Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, Taiwan, dan Malaysia. Konser-konser tersebut dihadiri oleh ribuan orang dan mendapatkan sambutan yang positif.

Ia memecahkan rekor pada tahun 1985 dengan menarik 27.000 pengunjung pada konser di tujuh kota (Malang, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Solo, Bandung, dan Jakarta) untuk memperingati seratus tahun J.S. Bach dan G.F. Handel. Konser tur tersebut menuai banyak pujian dari berbagai kritikus dan pecinta seni.

Salah satu mimpinya yang baru terwujud adalah pendirian Katedral Mesias di Jakarta pada tahun 2008, tepatnya di gedung Gereja Reformed Injili Indonesia pusat. Penyelesaian gedung tersebut diliput secara khusus oleh jurnalis mancanegara, termasuk dari Reuters dan Wall Street Journal.

Pada bulan Desember 2008, Dr. Tong kembali membuat rekor dengan menarik 9.000 pengunjung ke pagelaran musik lengkap Messiah oleh Handel di Katedral Mesias. Ini adalah rekor penampilan musik klasik terbesar di Indonesia. Dalam acara tersebut Dr. Tong memimpin 200 orang lebih anggota koor dan orkestra Jakarta Oratorio Society.

Pada bulan Oktober 2009, Aula Simfonia Jakarta di kawasan Kemayoran didedikasikan bagi seluruh pecinta musik klasik Indonesia dengan konser yang dipimpin oleh Dr. Jahja Ling (music director San Diego Symphony) dan Dr. Tong (yang memainkan karya G.F. Handel Organ Concerto in B flat major Op. 4 No. 6 HWV 294 dan F.J. Haydn The Creation).

Undangan konser inaugurasi Aula Simfonia Jakarta 2009

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Tong

Rabu, 07 April 2010

Kaká - Atlet Kristus

Lahir di Brasil tahun 1982 dengan nama Ricardo Izecson dos Santos Leite, Kaká lahir dari sebuah keluarga penginjil yang kaya raya. Hal itu tidak membuat ia menjadi sombong dengan mengandalkan kekayaan keluarganya atau pun mengikuti jalan hidup keluarganya dengan menjadi penginjil. Kaká punya jalannya sendiri dan caranya sendiri.

Sejak kecil ia sangat menyukai sepak bola. Bahkan dalam usia remaja ia menjadi pemain yang cukup terkenal dengan bermain sebagai pemain cadangan di klub San Paulo.

Namun, pada usia 18 tahun sebuah bencana terjadi. Ia mengalami cedera punggung yang serius saat sedang berenang. Dokter mengatakan ia tidak bisa bermain sepakbola lagi, bahkan kemungkinan besar akan lumpuh akibat cedera itu. Tidak ada tindakan operasi atau terapi yang bisa menyelamatkannya.

Tapi Kaká tahu persis ke mana ia harus minta tolong saat dokter sudah angkat tangan. Kaká bergumul dengan Tuhan, ia bernazar pada Tuhan. Bila ia sembuh dan dapat bermain sepak bola lagi, ia akan mempersembahkan seluruh prestasinya itu pada Tuhan Yesus.

Dan keajaiban pun terjadi. Setahun setelah kecelakaannya itu (tahun 2001), Tuhan menyembuhkannya, ia sembuh total dari sakitnya. Bahkan ia dapat merumput lagi. Tuhan juga memberikan hadiah bonus. Ia tidak lagi menjadi pemain cadangan, melainkan menjadi pemain utama dan andalan dalam klubnya.

Tuhan membuat permainan Kaká menjadi begitu hebat, sehingga manajer tim nasional Brasil terpikat akan permainannya dan memanggil Kaká untuk bertarung di Piala Dunia 2002.

Beberapa pertandingan berjalan begitu keras bagi Brasil, sehingga beberapa pemain bintang harus disimpan karena cedera. Datanglah kesempatan bagi Kaká untuk turun membela timnya. Di bawah pembelaannya, Brasil pun menang. Peristiwa legendaris yang menggemparkan dunia itu pun terjadi. Kaká mengangkat seragamnya dan di baliknya ada sebuah tulisan yang menggegerkan. Kaos putih itu bertuliskan "I BELONG TO JESUS".

Dan akhirnya Brasil pun memenangkan Piala Dunia 2002 setelah menaklukan Jerman di final dengan skor 2-0. Dalam parade kemenangan di negaranya sendiri, kaos kesayangan yang bertuliskan "I BELONG TO JESUS" itu tidak pernah dilepasnya. Hal itu menginspirasi banyak pemain Brasil (bahkan pemain negara lain) melakukan hal yang sama.

Saat diwawancara oleh stasiun TV dan ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia berkata, "Saya ingin memperlihatkan dengan hidup dan kerja saya, apa yang telah Tuhan lakukan bagi saya, supaya orang lain dapat melihat apa yang Tuhan bisa lakukan dalam kehidupan mereka."

Permainannya yang cantik di Piala Dunia tidak luput dari perhatian sebuah klub raksasa di Italia, AC Milan. Kaká pun pindah bergabung dengan AC Milan, masuk dalam liga Italia yang keras dan penuh bintang. Di musim pertamanya di Serie A, ia langsung menyumbangkan gelar juara Scudetto bagi AC Milan.

Dalam waktu singkat Kaká menjadi bintang dan pujaan banyak orang khususnya wanita.
Namun cinta dan kesetiannya hanya pada Caroline Celico, kekasihnya yang jauh di Brasil. Walau kehidupan pemain sepakbola selalu dikelilingi wanita-wanita super model atau pesta-pesta kemenangan, Kaká selalu menghindari semuanya itu. Tahun 2005, Kaká meminang Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah. Dalam jumpa pers ia menyatakan bahwa ia masih perjaka dan Caroline masih perawan.


"Itu adalah periode yang penting, sebuah ujian untuk cinta kami berdua. Saya seorang pria normal dan pasti tergoda untuk melakukan hubungan sebelum pernikahan, tapi saya bisa melewatinya. Malam pertama kami juga ditandai darah keperawanan, sebagai tanda cinta suci kami."

Kaká membuktikan pada mata dunia bahwa ia adalah murid Kristus sejati dalam final Liga Champions Mei 2007. Menjadi pahlawan kemenangan melawan Liverpool, kemenangan ini merupakan mukjizat. Tidak ada yang menyangka AC Milan akan menang. Kaká menjadi Top Scorer dalam Liga Champions dan pantas dinobatkan sebagai UEFA Club Footballer of the Year.

Kaká kini memiliki dua paspor, Italia dan Brasil. Kaká juga dikontrak menjadi model oleh Armani, Dolce & Gabbana, dan Adidas.

Kaká resmi bergabung ke Real Madrid pada Senin, 8 Juni 2009, dengan nilai transfer sebesar €65 juta (rekor tertinggi kedua setelah Zinedine Zidane pindah dari Juventus ke Los Blancos pada tahun 2001 lalu dengan biaya €76 juta).

Sumber : http://ekasih.com/index.php/kesaksian/273-kaka-atlet-kristus-i-belong-to-jesus

Jumat, 26 Maret 2010

Choky Sitohang: "Saya Ini Hanya Alat Tuhan"

Bagi kebanyakan orang, kesuksesan adalah perpaduan antara bakat dan kerja keras. Namun bagi Choky Sitohang, sukses adalah bagaimana seseorang mampu memenuhi tujuan yang telah Allah tetapkan dalam hidupnya. Dan, ia telah melakukannya.


Pemirsa setia televisi di negeri ini tentu tidak asing dengan pria ini. Wajah tampannya kerap muncul di layar kaca. Ya, bisa dibilang lelaki yang selalu terlihat elegan tersebut adalah presenter terpopuler saat ini. Tak hanya bermodal fisik, pria bertinggi 175 cm dan berat 73 kg ini memang sangat smart membawakan acara. Semua yang ia dapatkan sekarang adalah buah perjuangannya selama 8 tahun.

Impian Masa Kecil
Menjadi presenter adalah impian yang dipendam Choky sejak remaja. Dan itu bukanlah hal yang berlebihan. Sejak usia 4 tahun, Choky sudah menunjukkan bakatnya itu. Ia mampu memesona orang-orang dengan selera humornya. Beranjak remaja, Choky sangat senang memperhatikan para presenter andal di televisi. Tantowi Yahya, Ferdy Hasan, Indy Barends, Tamara Geraldine adalah mentor virtualnya.

Anak pasangan Poltak Sitohang(alm.) dan Diana Br.Napitupulu itu lalu fokus mengejar impiannya. Ia memulai dari lingkup terkecil, yaitu radio. Usia 17 tahun, ia menjadi DJ di Radio Oz Bandung. Di situ, pria Batak yang tumbuh dan besar di Bandung itu mempertajam kemampuannya memandu acara.

Hingga suatu hari di tahun 2002, sang mama melihat di surat kabar, stasiun televisi Lativi membuka lowongan presenter. Choky pun mengadu keberuntungannya. Proses seleksi sebanyak 6 tahap, dilaluinya dengan sempurna. Meski awalnya Choky sempat merasa kelelahan. “Saya gunakan tabungan sendiri untuk biaya transportasi Bandung-Jakarta. Saya naik kereta yang turun di Jatinegara, lalu disambung angkutan umum, dan ojek sampai Pulogadung. Lelah sekali rasanya,” kenang Choky dengan mata menerawang.

Ujian Pertama
Ketika dinyatakan diterima, Choky girang bukang kepalang. Terbayang di benaknya, ia akan memandu berbagai program acara layaknya seorang presenter. Maka, ia sempat terbengong-bengong karena tugas pertamanya adalah meluncur ke kantor Polsek Tebet. “Di sana ada kejadian perkara,” kata Choky menirukan sang koordinator. Perasaan bingung mendera hatinya. “Mengapa harus ke polsek dan wawancara?,” batinnya. Ia dikirim bersama seorang kamerawan. Selepas dari sana, alumnus jurusan Komunikasi Politik, Universitas Bung Karno ini diminta menulis berita. Makin bingung dia.

Selidik punya selidik, ternyata posisi yang ditawarkan adalah news presenter; bukan presenter program acara TV seperti yang diinginkannya. Choky pun akhirnya terjun ke dunia jurnalistik. Sebuah dunia yang tidak pernah ada dalam imajinasinya. Namun, Choky berusaha menikmati hingga akhirnya ia mencintainya. “Saat itu saya sangat menikmati saat-saat on air sebagai pembaca berita dan juga ketika liputan di lapangan,” ujarnya sambil tersenyum.

Aktivitas padat sebagai jurnalis tak membuat Choky melupakan impian masa remajanya. Suatu hari, ia merasa mendapat peneguhan dari Tuhan. Setiap kali menyaksikan para presenter profesional, seperti Indy Barends atau Tamara Geraldine memandu acara di televisi, Tuhan berbicara padanya. “Saat itu Tuhan bilang bahwa saya mempunyai talenta seperti mereka. Kamu akan hebat di sana,” kata pria penggila buku ini.

Mengejar Impian
Konfirmasi dari Tuhan itu membuat Choky memutuskan berhenti bekerja sebagai jurnalis tahun 2005. Seperti janji-Nya, Tuhan pun membukakan jalan buat Choky. Ia diberi kepercayaan memandu program reality show bertajuk Cepetan Dong di RCTI. Ia dikontrak 12 episode sekaligus.

Perasaan Choky serasa melambung. Tinggal selangkah lagi, ia akan meraih impian masa kecilnya, menjadi presenter andal. Namun kenyataan berkata lain. Selepas episode ke-7, Choky tumbang. Bukan karena ada pesaing. Melainkan karena virus hepatitis A menyerang livernya. Selama menjadi wartawan, gaya hidup Choky cenderung tidak sehat. Ia tidak memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsinya. Akibatnya, Choky harus bed rest dan menjalani perawatan intensif selama beberapa bulan.
Kenyataan itu membuatnya terpukul. Ia merasa telah mundur tiga langkah. Lagi-lagi Tuhan menguatkannya. Masa penyembuhan sekaligus menjadi masa perenungan. “Dalam masa penyembuhan, saya mencoba memahami maksud Tuhan,” tutur pria yang selalu mampu bangkit dari keterpurukan karena pertolongan Tuhan.

Akhirnya Datang Juga
Suatu hari, Tuhan bicara padanya secara pribadi, “Persiapkan dirimu karena Aku sedang memberikan kekuatan kepadamu. Lakukan bagianmu. Aku akan lakukan bagian-Ku,” ujar Choky menirukan suara yang didengarnya. Awalnya, Choky sempat bingung namun lambat laun dia mampu mengerti maksud Tuhan. Ia harus bangkit dan kembali berjuang dari titik nol.

Enam bulan setelah sembuh, ia mendapat kesempatan memandu acara My World di JAK-TV. Kariernya mulai bersinar saat ia berbagi stage dengan sang idola, Ferdy Hassan membawakan Good Morning on The Weekend di TransTV tahun 2006. Wajah tampan, kecerdasan, dan lontaran-lontaran kocaknya membawa acara itu memperoleh rating tinggi. Ini menjadi tonggak kariernya hingga menjadi presenter paling populer saat ini.

Kesempatan lebih besar bertubi-tubi menghampirinya. Ia dipercaya membawakan program acara-acara unggulan antara lain Solusi Life O-Channel (2006-2007), Stardut Indosiar (2007-2008), Mamamia Supershow Indosiar (2008), Mario Teguh Golden Ways Metro TV (2008), Euro World Cup RCTI (2008), Happy Song Indosiar (2009-2010), dan puncaknya Take Me Out, Take Him Out, Take A Celebrity Out Indosiar (2009-2010). Melihat semua itu ia berucap bijak, “Saya percaya, janji Tuhan selalu benar. Dia akan menjawab tepat pada waktunya.”

Berbagi Kesaksian Hidup
Atas semua berkat yang telah diterimanya, Choky pun aktif berbagi kesaksian hidup dengan sesamanya. Ia rindu setiap orang mendapat jamahan Tuhan seperti yang dialaminya. Baginya, pelayanan adalah wujud ucapan syukur atas kasih Tuhan dalam hidupnya. “Saya senang mengembalikan talenta saya pada Tuhan. Saya diciptakan Tuhan dengan tujuan mulia dan besar,” tandas jemaat Gereja Duta Injil Ambasador ini. Maka, di tengah kesibukannya sebagai presenter baik on air maupun off air, Choky selalu punya waktu untuk pelayanan. “Dengan talenta itu saya sering berbagi kesaksian hidup, menyanyi memuji Tuhan, dan kadang berkhotbah singkat,” ujar pria yang mengaku dirinya masih saja kerap emosional.

Ucapan syukur itu juga diwujudkan dalam bentuk perpuluhan. Namun, perpuluhan bukanlah untuk menabur benih. Ia hanya mengembalikan apa yang menjadi hak Tuhan. “Ketika saya telah memberikan apa yang menjadi hak Tuhan, itu baru ungkapan wujud terima kasih saya pada Tuhan,” jelas Choky yang tidak pernah meninggalkan ibadah hari Minggu.

Choky memang sosok yang berkarakter kuat sekaligus berkharisma, sehingga banyak orang menyukainya. Namun, lagi-lagi ia hanya merendah, “Saya ini hanya alat yang Tuhan pakai. Tentunya melalui proses panjang serta campur tangan penuh dari Tuhan.”

Penyayang Keluarga
Keluarga adalah salah satu hal penting dalam hidupnya. Seminggu atau dua minggu sekali ia selalu menyempatkan diri pulang ke Bandung. Waktu yang hanya 2-3 hari itu ia manfaatkan semaksimal mungkin, terutama dengan sang mama tercinta. Sejak ayahnya, Poltak Sitohang meninggal dunia tahun 2003 lalu, praktis Choky menjadi tulang punggung keluarga. Pasca meninggalnya sang ayah, hati Choky sempat hancur. ”Saat itu hati saya hancur. Tetapi, keesokan harinya Tuhan sudah buka lagi pemahaman baru tentang hubungan saya dengan ayah dan apa yang masih tersisa di keluarga saya.”

Dahulu, kondisi keluarga Choky tidak seperti sekarang. Dibandingkan beberapa tahun lalu, kondisi keluarganya sudah lebih baik. Hubungan dengan keluarga menjadi lebih hangat. Komunikasi terus berjalan dengan lancar. ”Secara finansial Tuhan sudah tolong kami. Saya yang dahulu tidak punya rumah, sekarang sudah punya. Ini merupakan bukti nyata penyertaan Tuhan,” paparnya. Walau sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga, Choky merasa belum bersikap adil dalam membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Ya, Choky adalah sosok yang sudah menemukan tujuan yang telah Tuhan tetapkan dalam hidupnya. Maka, kesukesan yang ia raih tak hanya untuk kepentingannya sendiri, melainkan untuk sesamanya.

Sumber : http://www.ebahana.com/warta-117-Saya-ini-Hanya-Alat-Tuhan.html

Kamis, 25 Maret 2010

Menjadi Orang Bersemangat dan Optimis Menghadapi Masalah

“Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa yang akan memulihkan semangat yang patah?” Amsal 18:14

Beragam persoalan bisa menimpa siapa saja; entah orang kaya atau miskin, tua atau muda. Setiap orang selama hidup di dunia ini selalu berhadapan dengan berbagai persoalan. Setiap orang, terlepas dari status sosial, pendidikan, profesinya, dan bahkan sebagai hamba Tuhan pun, tidak luput dari yang namanya pergumulan atau persoalan. Manusia harus berhadapan dengan masalah selama hidup di dunia ini. Setiap orang tentunya memiliki persoalan yang berbeda-beda.

Kita tidak boleh menyerah, walau badai apa pun yang sedang menerpa. Sebab pencobaan yang kita alami tidak pernah melebihi kekuatan kita.

Allah itu baik. Dia sahabat kita, dalam segala kesusahan Dia selalu menghibur. Biasanya ada beberapa hambatan-hambatan dalam meraih sebuah keberhasilan yaitu, sikap yang putus asa, patah semangat, menyerah, keinginan untuk mundur, dan lain sebagainya. Kalau sikap seperti ini dibiarkan, akan membuat seseorang menjadi frustrasi dan tetap tinggal dalam masalahnya. Dalam menghadapi setiap masalah, kita membutuhkan sebuah semangat untuk berjuang dan bangkit, dengan pertolongan Tuhan supaya kita sampai pada tujuan yang diinginkan.


Untuk menjadi orang yang bersemangat yang selalu optimis, kita memerlukan:

  1. Keberanian bertindak untuk mengambil resiko. Orang yang bersemangat memiliki keberanian untuk bertindak. Siap hidup dan siap mati, tidak takut dan tidak gemetar karena mempunyai ketetapan hati yang mantap. Ingat kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Ada sebuah perintah yang telah dibuat supaya setiap orang sujud menyembah patung yang telah didirikan oleh raja Nebukadnezar. Mereka tidak mau menyembah patung tersebut. (Daniel 3:17-18)

  2. Sikap tidak mau menyerah. Dalam Alkitab, ada sebuah cerita tentang seorang perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan. Perempuan ini sudah diobati oleh berbagai-bagai tabib, namun keadaannya makin memburuk. Perempuan ini tidak putus asa, ia tetap memiliki semangat untuk sembuh. Tatkala ia mendengar berita tentang Yesus Sang Penyembuh itu, ia pun berusaha untuk mencari Yesus.
    Sebab ia yakin Yesus dapat menolong untuk menyembuhkannya. (Matius 9:21)

  3. Iman yang teguh. Rasul Paulus setelah pertobatannya, memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan, ia memenuhi panggilan Tuhan sebagi salah satu rasul yang ikut menderita bagi Kristus. Dalam mengiring Yesus, Paulus banyak sekali mengalami penderitaan dan aniaya. Paulus juga mengalami kesedihan, ia ditinggalkan oleh teman-temannya. (II Timotius 4:16-18)

Apapun keadaan yang kini tengah kita hadapi, kita tidak boleh hilang pengharapan, putus asa, atau melepaskan iman saat menghadapi berbagai masalah. Hadapilah semua bersama Tuhan, kita akan mengalami pengalaman-pengalaman yang baru bersama Tuhan. Kita harus tetap percaya bahwa setiap Firman Tuhan yang kita butuhkan terjadi atas kita.

Semangat merupakan jalan untuk memperoleh apa yang kita butuhkan. Miliki keberanian untuk melakukan Firman Allah, jangan pernah menyerah dan tetap teguh pegang janji Tuhan sampai menjadi sebuah kenyataan. Tuhan memulihkan setiap semangat yang patah. Orang yang bersemangat akan selalu optimis dalam menghadapi setiap persoalan, untuk meraih keberhasilan. Selamat berjuang dan tetap semangat, Tuhan Yesus memberkati kita semuanya.

Amin.

Sumber : http://www.pelitahidup.com/2009/10/23/menjadi-orang-bersemangat-dan-optimis-menghadapi-masalah/

Selasa, 23 Maret 2010

1 Jam Berjaga Bersama Yesus

"Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?" Matius 26:40

Ketika kita mendengar ajakan atau perintah dari Tuhan untuk berjaga-jaga, maka ada perkara penting yang ingin disampaikan Tuhan kepada kita. Hal tersebut adalah kita harus berdoa dan menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali. Walau pada kenyataannya kita terkadang bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Ayat di atas sedang menggambarkan Tuhan Yesus di akhir pelayananNya, bahkan di akhir hidupNya di dalam dunia ini. Hal ini haruslah menjadi contoh buat kita semua, karena kita harus menjadi segambar dan serupa dengan Kristus Tuhan kita.

Keadaan para murid yang sedang tidur adalah keadaan kita sebagai orang percaya (yang juga mungkin sedang tertidur). Dan teguran kepada Petrus adalah teguran buat kita semua untuk berjaga bersama Dia.


Mari kita renungkan keadaan kita yang sedang berada di akhir zaman. Tuhan sedang menuntut kita untuk diam dan berada di "Taman Getsemani" kita masing-masing, yakni di dalam doa dan persekutuan dengan Allah secara pribadi. Tuhan Yesus meminta untuk cawan ini, namun biarlah kehendak Tuhan yang jadi. Berarti di "Taman Getsemani" kita juga akan lebih memilih Allah dan tunduk pada kehendak Tuhan daripada tunduk kepada kehendak kita sendiri.

Dari taman ini, Tuhan Yesus bisa memandang ke arah Yerusalem. Karena tempat ini berada di Bukit Zaitun, yakni di sebelah timur Kota Yerusalem. Dan Yesus pernah meratapi kota Yerusalem ketika di tengah kota itu berdiri bait suci megah yang pembangunannya dibantu oleh Romawi. Yesus meratapi bait suci itu karena dinubuatkan akan roboh dan hal tersebut terjadi di tahun 70 Masehi oleh serangan Titus.

Saya percaya ketika kita mau diam di "Taman Getsemani" kita masing-masing, maka kita pun akan bisa memandang dengan benar keadaan orang percaya (=Yerusalem), dan akan melihat bahwa gereja (=bait suci) pun akan diruntuhkan/disesatkan, karena Alkitab sudah menubuatkan itu semua menjelang akhir zaman ini (Lukas 21:8, II Tesalonika 2:3, Matius 24:8-13). Kita harus berdoa untuk keadaan ini seperti yang Tuhan Yesus lakukan.

Ketika kita terus berada di "Taman Getsemani" kita masing-masing, kita diingatkan bahwa nenek moyang kita pernah kalah oleh si iblis di taman Eden. Namun Tuhan kita menang di "Taman Getsemani" ini, bahkan ketaatanNya membuat rencana Allah untuk keselamatan umat manusia tergenapi. Biarlah kita didorong untuk taat dan menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan semua kehendakNya.

Menjelang akhir zaman ini, Yesus meminta kita untuk berjaga bersama Dia di "Taman Getsemani" kita masing-masing dalam persekutuan yang indah. Melalui persekutuan ini, kita akan dikuatkan dan diteguhkan. Kita tidak berjaga-jaga sendiri, melainkan bersama Tuhan Yesus. Bila waktu itu Dia ingin ditemani murid-muridNya, sekarang Dia yang ingin menemani kita dalam menghadapi kehidupan yang semakin keras dan menakutkan ini.

Mari kita buat keputusan untuk bangun sepagi mungkin, berdoa bersama orang-orang percaya lainnya, bertemu di udara dalam roh dan kebenaran setiap hari. Saya percaya kita akan disegarkan dan dikuatkan menjelang kedatanganNya yang kedua.

Amin.

Sumber : http://www.pondokrenungan.com/isi.php?tipe=Renungan&table=isi&id=1601&next=0

Minggu, 21 Maret 2010

Persembahan Yang Harum

“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya” (Filipi 3:7-8).

Pada Yohanes 12:1-2 disaksikan Tuhan Yesus diundang dalam suatu perjamuan oleh keluarga Lazarus. Perjamuan tersebut dilatarbelakangi oleh sikap syukur karena Dia telah membangkitkan Lazarus dari kematiannya (Yohanes 11:43-44). Namun, sangat menarik, bahwa yang menyentuh dalam kisah di Yohanes 12 bukanlah kisah keramaian dan kekhususan dari peristiwa perjamuan tersebut. Tetapi, di tengah-tengah keramaian peristiwa perjamuan tersebut, dikisahkan bahwa Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni, membuka tutup botol minyak narwastu tersebut, dan dia meminyaki kaki Tuhan Yesus. Tindakan Maria tersebut tentunya sangat mencengangkan orang-orang yang hadir dalam perjamuan itu, sebab:

  1. Harga minyak tersebut sangat mahal. Orang-orang harus menabung satu tahun penuh dengan bekerja, barulah ia mampu membeli minyak narwastu.

  2. Minyak narwastu tersebut ditumpahkan di kaki Tuhan Yesus, sehingga minyak tersebut juga tertumpah ke berbagai tempat.

  3. Maria menyeka kaki Tuhan Yesus dengan rambutnya. Bagaimana mungkin seorang wanita bersedia menyeka kaki seseorang dengan rambutnya? Bukankah rambut merupakan lambang kehormatan atau mahkota yang membanggakan bagi seorang wanita?

Tindakan Maria yang tampak sia-sia dan bodoh tersebut, justru oleh Tuhan Yesus dihargai. Matius 26:13 memuat ucapan Tuhan Yesus yang berkata, “Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia” (paralel dengan Markus 14:9).

Tuhan Yesus memuji tindakan Maria secara terbuka, karena Maria telah mengungkapkan kasih dan rasa hormat yang begitu dalam. Lukas 7:37-50 menyebutkan bahwa tindakan wanita tersebut karena dia menyesali dosa-dosanya di depan kaki Tuhan Yesus. Di Lukas 7:47, Tuhan Yesus juga berkata, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih”. Jadi baik Injil Lukas, Matius, Markus, maupun Yohanes sepakat Maria menuangkan minyak ke kaki Tuhan Yesus karena didasari oleh kasihnya yang begitu besar kepadaNya. Manakala seseorang digerakkan oleh kasih yang begitu besar, pastilah dia bersedia melakukan sesuatu yang begitu menakjubkan.


Kesaksian tentang Maria yang penuh kasih dan sangat menyentuh hati, mengingatkan kita juga kepada bangunan Taj Mahal di Agra, India. Bangunan Taj Mahal merupakan ekspresi atau ungkapan cinta seorang suami, Sultan Shah Jahan, yang begitu mengasihi istrinya, Mumtaz Mahal, yang telah meninggal pada tahun 1631. Taj Mahal mulai dibangun tahun 1632-1643. Namun seluruh bangunan di sekitar Taj Mahal baru diselesaikan tahun 1653. Jadi untuk membangun Taj Mahal seluruhnya membutuhkan waktu 21 tahun lamanya!

Maria dan Sultan Shah Jahan memiliki kesamaan untuk memberikan sesuatu yang agung kepada orang yang dikasihinya. Hanya bedanya, Maria mengungkapkan kasih kepada Tuhan Yesus sebagai Mesiasnya dengan minyak narwastu. Sedangkan Shah Jahan mengungkapkan cintanya yang mendalam kepada mendiang istrinya dengan mendirikan bangunan Taj Mahal yang begitu megah di dunia.

Wujud dari kasih yang agung senantiasa mengandung suatu ide yang unik, menyentuh hati, mengesankan dan senantiasa dikenang secara kekal. Wujud dari kasih senantiasa melampaui pola berpikir ekonomis. Maksudnya, tindakan kasih yang tulus tidak pernah mendasarkan kemampuan finansial sebagai tolok ukur yang menentukan. Namun, di balik tindakan yang terkesan “tidak hemat” tersebut terungkaplah makna spiritualitas, ungkapan kasih, ketulusan hati dan pengorbanan diri yang sangat dalam.

Sebaliknya, tokoh Yudas Iskariot dalam Yohanes 12 cenderung untuk melihat segala sesuatu dari sudut ekonomis dan manusiawi terhadap orang-orang miskin. Injil Yohanes memberi catatan, “Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kasih yang dipegangnya” (Yohanes 12:6). Di sini kita dapat melihat perbedaan paradigma dari tindakan Maria yang mengasihi Kristus dengan pengorbanan yang melampaui ukuran ekonomi dan paradigma Yudas yang cenderung berpikir serba ekonomis dan melihat segala sesuatu dari manfaatnya. Kedua paradigma tersebut sering bertemu di dalam kenyataan hidup sehari-hari apakah di dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, pelayanan di tengah jemaat dan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Paradigma profit tersebut juga meresapi pola pelayanan gerejawi. Apabila pelayanan tersebut menghasilkan suatu manfaat secara ekonomi, misal dengan biaya sedikit namun menghasilkan keuntungan besar, pastilah kita akan mendukung program tersebut. Namun, ketika kita dimotivasi untuk belajar memberi yang terbaik kepada Tuhan, tidak semua orang percaya tergerak untuk ambil bagian secara tulus. Bahkan terdapat kecenderungan bagaimana agar kita sebisa mungkin hanya memberi sehemat mungkin, toh tidak ada orang yang tahu ketika kita menyerahkan persembahan di tengah-tengah suatu kebaktian.

Di suatu desa Perancis setiap tahun dilaksanakan suatu festival anggur. Untuk itu setiap orang diminta untuk membawa 1 liter air anggur dan air anggur tersebut akan dikumpulkan dalam suatu tempayan besar, lalu seluruh penduduk akan minum bersama-sama sebagai tanda sukacita. Tetapi, ketika walikota membuka tempayan itu, sungguh mengejutkan karena ternyata isinya hanyalah air. Hal ini terjadi karena setiap orang berpikir bahwa mereka tidak akan ketahuan kalau hanya membawa air, siapa tahu orang-orang lain akan membawa anggur. Tetapi ternyata yang membawa anggur tidak ada. Sebab mereka pada umumnya terlalu sayang menyerahkan air anggurnya.

Paradigma serba ekonomis sering merusak suasana, bahkan merusak sukacita dan hubungan antar umat manusia. Sebab paradigma serba ekonomis mendorong orang-orang yang terlibat untuk saling mencurigai, menyudutkan, dan mendiskreditkan orang lain. Dalam hal ini Yudas Iskariot secara tidak langsung telah mendiskreditkan tindakan Maria, ketika ia berkata, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” (Yohanes 12:5). Dengan ungkapan ini, sepertinya Yudas mau mengatakan bahwa betapa tololnya Maria membuang-buang minyak yang sangat mahal hanya dipakai untuk menyeka kaki Yesus.

Manakala kita bersedia meneladani Maria dengan menjadikan seluruh hidup kita bagaikan minyak narwastu yang tertumpah di kaki Tuhan Yesus, maka pastilah kehidupan dan pelayanan kita akan menghasilkan sesuatu yang harum dan senantiasa mempermuliakan nama Tuhan. Persembahan diri yang demikian tentunya menjadi cermin dari keharuman kasih, sehingga persembahan hidup kita menjadi suatu persembahan yang harum di hadapan Tuhan.

Amin.

Sumber : http://www.gki.or.id/content/doc.php?doctype=A&id=42

Sabtu, 20 Maret 2010

Yang Terlupakan, Tuhan Kasihi

"Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah." Wahyu 21:10

Dalam Injil Yohanes 5:1-9, dikisahkan tentang penyembuhan di Kolam Betesda. Dikatakan Yesus berangkat ke Yerusalem dan melewati sebuah Kolam Betesda dengan lima serambinya, di mana di tiap serambi sekitar kolam itu terdapat sejumlah besar orang sakit; orang-orang timpang dan lumpuh yang menantikan keajaiban saat air dalam kolam itu terguncang. Sebab sewaktu-waktu malaikat Tuhan turun ke kolam itu dan menggoncangkan air itu. Siapa pun yang duluan masuk ke dalamnya akan menjadi sembuh, apa pun penyakitnya.

Di sana juga terdapat seorang yang sudah 38 tahun lamanya sakit. Yesus menghampiri orang itu (Yesus tahu orang itu sakit cukup lama) dan bertanya: ”Maukah engkau sembuh?“ jawab orang itu: ”Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang dan sementara aku menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.“ Yesus berkata, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.“ Dan... sembuhlah orang itu.

Persoalan utama dari orang adalah bukan lamanya dia sakit, tetapi lamanya tidak ada orang yang mau membantu menurunkannya ke kolam itu (ayat 7). Bagian inilah yang menunjukkan bentuk kehidupan kita saat ini, kecenderungan orang menjadi sangat individualistik, memikirkan bagaimana diri sendiri menjadi sembuh dengan cara adu cepat, dan otomatis tidak memperhatikan yang lain.

Kehadiran Yesus, bagi orang yang sakit selama 38 tahun adalah penghiburan dan akhir dari masa penantian yang panjang. Namun, berita ini menunjukkan betapa kehadiran Yesus membuat suasana individualistik menjadi berkurang. Kita tak dapat membayangkan bagaimana sikap orang-orang sakit ketika menyaksikan perbuatan Yesus pada rekannya itu. Mungkin saja mereka berharap disembuhkan juga oleh-Nya, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing untuk mendapatkan kesembuhan. Tetapi, bagi Yesus yang paling tak berdaya mendapat kesempatan yang sama untuk dikasihi, untuk disembuhkan.

Ibu Teresa pernah berkata, ”Kita hidup di dunia di mana terang dan kegelapan ada“. Melalui kehidupannya, Ibu Teresa mengundang orang-orang untuk memilih terang. Ibu Teresa membuat kata-kata yang ditulis oleh Santo Agustinus empat abad setelah Kristus, menjadi mudah bagi kita, "Cintailah dan katakanlah melalui hidupmu," karena sampai akhir hidupnya beliau menyatakan cinta-Nya melalui kebersamaannya dengan orang-orang kusta yang sudah tidak memiliki harapan lagi, yang sudah di ambang kematian. Beliau mencoba untuk menenangkan kecemasan mereka.

Ibu Teresa, memberi semangat juga seperti Kristus bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk diperhatikan, dikasihi dan merasakan kuasa kebangkitan Kristus. Di musim panas tahun 1976, bersama dengan kaum muda dari berbagai negara, beliau mengajarkan doa bersama-sama, "O Tuhan, Bapa segala umat manusia, Engkau meminta kami semua untuk membawa kasih ketika kaum papa dihina, rujuk kembali taat kala umat manusia tercerai berai, kegembiraan saat Gereja terguncang. Engkau membuka jalan ini bagi kami sehingga kami boleh menjadi ragi persatuan bagi seluruh keluarga umat manusia."


Kita ingat, ketika bencana besar terjadi di negeri ini, Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara, Gempa Bumi di Nias, Yogyakarta, Merapi, busung lapar di NTT, dll. Namun demikian, bagaimana nasib mereka saat ini? Di TV sudah tidak lagi sering, bahkan hampir tidak ada kabar tentang mereka, apakah ini berarti mereka sudah baik-baik saja? Satu-satunya cara mengetahui keadaan mereka adalah dengan cara mendatangi “kantong-kantong” dimana belas kasih pernah ditaburkan... Jangan-jangan mereka adalah orang-orang yang terlupakan oleh kita.

Sebetulnya tidak juga harus melihat jauh orang-orang yang terlupakan dalam hidup ini, karena di sekitar kita masih banyak orang-orang yang perlu kita kasihi sebagaimana Yesus mengasihinya. Bukankah Ia sendiri berkata, "Apapun yang kamu lakukan bagi seseorang yang paling hina, itu kamu lakukan untuk-Ku." Seperti, bagaimana kita telah memperhatikan nasib pembantu rumah tangga, koster gereja, tukang sampah, tukang becak, anak-anak terlantar di jalanan, tuna wisma, orang-orang gila yang berkeliaran, orang-orang dalam penjara, orang-orang jompo, orang-orang muda yang menganggur, dll.

Dalam hal ini kita diajak untuk menemukan orang-orang yang tak berdaya, yang terlupakan untuk ditolong, diberdayakan dan disembuhkan. Kita diajak untuk menghayati sosok Yesus Kristus yang telah bangkit dari kematian yang telah menjadi Tuhan dan Juruselamat manusia. Sebagaimana hal ini dihayati oleh orang-orang seperti Ibu Teresa, menghambat pertumbuhan benih-benih individualistik dalam kehidupan bersama.

Sangatlah berani, berharga, dan ajaibnya ketika kita sebagai pengikut-pengikut Kristus mau berbagi harta, waktu, dan tenaga kita dengan orang-orang yang terlupakan atau miskin, kehilangan pekerjaan, dan harapan mereka, sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan. Dengan demikian, kita memberikan wajah yang lebih manusiawi kepada sesama kita dan memancarkan yang ilahi dalam kehidupan kita.

Amin.

Sumber : http://www.gki.or.id/content/doc.php?doctype=A&id=55