Kamis, 18 Februari 2010

Mengapa Saya Harus Berdoa...

“Mengapa saya harus berdoa kalau Tuhan sudah tahu segalanya?”
Adalah sebuah pertanyaan yang menyangkut pemahaman kita mengenai doa. Ada cukup banyak orang yang bertanya dan berpendapat demikian. Sehingga tidak sedikit orang kristen yang enggan menyediakan waktu khususnya untuk berdoa kepada Allah Bapanya. Oleh karena pertanyaan tersebut berhubungan erat dengan pemahaman mengenai doa, maka mau tidak mau dalam pembahasannya kita harus berbicara mengenai hakikat doa itu sendiri.


Apakah tujuan utama kita berdoa hanyalah untuk mendapatkan segala sesuatu dari Allah? Berita Alkitab meyakinkan kita bahwa Allah mendengar doa kita dan sebagai tanggapanNya Dia memberi apa yang kita butuhkan (Matius 6:5-13; 7:7-11). Memberikan apa yang kita butuhkan tidak sama dengan apa yang menjadi keinginan kita. Allah pasti memberikan apa yang terbaik bagi kita sebab Ia sangat mengenal dan mengasihi kita. Tetapi benarkah itu alasan utama Tuhan Yesus mengajarkan kita sebuah doa (Doa Bapa Kami) dan Rasul Paulus menasihatkan kita untuk tetap berdoa (I Tesalonika 5:17; Filipi 4:6)?

George MacDonald menyodorkan dasar pemikirannya mengenai doa sebagai berikut: “Apa yang akan terjadi jika Allah tahu bahwa doa adalah segala sesuatu yang paling kita butuhkan? Apa yang akan terjadi jika tujuan utama dari Doa Bapa Kami adalah untuk menyediakan kebutuhan kita yang tiada berakhir akan Tuhan?

Rasa lapar dapat menggiring anak yang hilang untuk pulang ke rumah (dalam perumpamaan anak yang hilang). Barangkali ia dapat segera makan, tetapi ia lebih membutuhkan orangtuanya dari pada hidangan makan malam. Persekutuan dengan Allah merupakan kebutuhan jiwa yang melebihi segala kebutuhan lainnya. Doa adalah awal persekutuan tersebut; awal komunikasi dengan Allah, suatu kebersamaan dengan Allah merupakan tujuan tunggal doa; dan awal dari kehidupan doa itu sendiri.

Kita harus meminta supaya mendapatkan. Namun apa yang menurut kita seharusnya kita terima, misalnya sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup, sebenarnya bukan cara Allah membuat kita berdoa. Allah dapat memberi kita segala sesuatu tanpa adanya doa kita. Namun agar anak-anakNya sujud ke hadiratNya.”


Dari ucapan George MacDonald ini kita dapat mengatakan bahwa Allah sebenarnya dapat saja memberikan apa yang kita butuhkan tanpa doa kita. Tetapi Allah mengajarkan dan meminta kita berdoa kepadaNya karena Allah ingin agar kita datang kepadaNya. Dia menginginkan persekutuan dengan kita. Tujuan doa yang Yesus ajarkan bukan untuk membuat kita duduk dan meminta. Dia ingin kita mengenalNya dan sujud menyembahNya. Doa adalah salah satu cara yang dipakai Allah untuk menyempurnakan tujuanNya tersebut.

Sewaktu kecil saya sering bermain dengan ayah saya. Ayah saya menggenggam beberapa keping uang logam di dalam tangannya dan mengizinkan saya untuk berusaha membuka jari-jari tangannya untuk mengambil uang logam tersebut. Saya duduk dipangkuannya dan berusaha mendapatkan uang tersebut. Begitu saya berhasil mendapatkan uang tersebut saya berteriak dengan gembira dan melompat turun untuk menunjukkan dengan bangga apa yang telah saya dapatkan. Ayah saya tampak senang dapat membuat anaknya tertawa dan bermain sambil duduk dipangkuannya. Uang logam itu sendiri tidak terlalu penting melainkan rasa kebersamaan dan keintiman hubungan yang terjalin antara bapak dengan anaknya.

Ketika berdoa sering kali pusat perhatian kita tertuju pada hadiah (berkat) di tangan Tuhan dan mengabaikan tangan Tuhan itu sendiri. Kita berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pekerjaan baru, kebutuhan hidup sehari-hari, keselamatan dalam perjalanan atau untuk pemulihan kesehatan dan lain sebagainya. Ketika kita memperoleh berkat Tuhan tersebut kita menjadi sangat senang.

Tetapi selanjutnya kita hanya sedikit berbicara kepada Allah di dalam doa. Jika kita hanya mengejar hal-hal tersebut maka itu berarti tangan Tuhan hanya melayani kita pada saat kita sakit, membutuhkan makanan, mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup atau menolong kita melewati masa kritis. Setelah segala kebutuhan itu terpenuhi, tangan Tuhan itu sendiri tidak ada artinya bagi kita.

Sikap seperti ini memperlihatkan bahwa kita menganggap rendah Tuhan. Ia kita tempatkan hanya sebagai pesuruh kita. Ia kita anggap sebagai pembantu yang harus tahu segala kemauan tuannya dan kita adalah tuanNYa. Suatu bentuk keegoisan serta kesombongan dan bukannya penyangkalan diri dihadapan Tuhan.

Pada saat Allah dengan anugerahNya memberikan berkat bagi anak-anakNya, Dia menawarkan sesuatu yang lebih dari itu. Allah menawarkan diriNya sendiri. Mereka yang sudah cukup puas hanya dengan pernik-pernik hiasan indah di tangan Allah akan kehilangan berkat terbaik dari doa, yaitu berkat untuk dapat berkomunikasi dan berhubungan erat dengan Allah pencipta semesta alam dan yang telah berkurban untuk penebusan segala dosa manusia.

Dari pemahaman tersebut kita dapat melihat beberapa hal yang merupakan hakikat sebuah doa :

  1. Doa adalah sebuah bentuk ekspresi hubungan kita dengan Tuhan. Suatu sarana berkomunikasi untuk menjalin keintiman hubungan dengan Allah.

  2. Doa dapat juga dikatakan sebagai percakapan dari hati ke hati antara bapak dan anak yang saling mengasihi.

  3. Doa adalah sebuah bentuk penyerahan diri kepada Tuhan. Suatu pengakuan bahwa tidak ada kehidupan di luar pemeliharaanNya. Dengan demikian, doa menjadi sarana pengakuan bahwa hidup dan kehidupan kita sangat bergantung kepada Allah.
    Sehingga, doa bukanlah alat bagi kita untuk meminta sesuatu kepada Allah apalagi memaksakan kehendak kita kepadaNya. Doa adalah alat untuk berkomunikasi dan berhubungan erat dengan Allah. Di dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan yang erat dengan Allah itu kita dapat mengungkapkan apa yang menjadi isi hati, pergumulan dan kebutuhan kita tanpa rasa takut; tetapi tetap dengan sikap hormat dan percaya serta berserah penuh pada bimbingan dan pertolonganNya.

Berdoa kepada Allah sangat perlu bagi kesehatan rohani kita. Doa yang sungguh-sungguh lahir dari hati yang paling dalam, yang bersumber dari ketiga hal tersebut di atas sangat diperlukan bagi jiwa seperti air bagi kebun. Tanpa itu tidak akan ada pertumbuhan rohani. Dalam hubungan yang intim seperti inilah kita memperoleh kekuatan yang diperbarui, kebijaksanaan yang sesungguhnya dan sukacita yang dalam dalam menjalani hidup; yang tidak diukur dari jumlah materi yang dimiliki.
Apabila saudara sudah memahami apa yang dimaksudkan dengan sebuah doa dan apa yang menjadi tujuan utama mengapa Allah mengajarkan kita berdoa masihkah perlu bertanya, “mengapa saya harus berdoa kalau Tuhan sudah tahu segalanya?”

Amin.

Sumber : http://gkikebonjati.org/index.php?option=com_content&view=article&id=69:mengapa-saya-harus-berdoa&catid=44:pengembangan-diri&Itemid=80

Minggu, 14 Februari 2010

Tegar Mekar Di Dalam Kesukaran

“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani 12: 11)

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pada masa pendudukan Jepang sebuah pulau kecil yang terletak dekat Lampung dan Bengkulu yang bernama pulau Enggano menjadi tempat penyimpanan persediaan makanan bagi tentara Jepang. Ketika tentara Jepang menyerah semua isi gudang tersebut ditinggalkan bagi penduduk setempat. Ternyata isi gudang itu luar biasa banyaknya. Pafdahal jumlah penduduk Enggano pada waktu itu sekitar limaratus orang. Maka dibagilah semua isi gudang itu secara merata kepada semua penduduk. Tiap jiwa termasuk bayi mendapat jatah 4 karung beras, 1 peti corned beef, 1 peti ikan sarden, 10 kaleng besar biskuit dan banyak jenis makanan lainnya dalam peti yang besar. Dengan persediaan makanan yang begitu banyak di tiap rumah, orang tidak merasa perlu lagi bersawah dan berkebun. Tiap hari mereka hanya bersantai-santai..

Dua tahun kemudian persediaan makanan itu mulai habis. Lalu mereka mulai menggarap sawah lagi. Tetapi apa yang terjadi dengan sawah mereka? Sawah dan kebun mereka telah penuh dengan alang-alang. Diperlukan beberapa bulan untuk mengolah tanah itu. Ketika mereka bisa menanam keadaan sudah terlambat. Persediaan makanan sudah betul-betul habis. Untuk menunggu panen diperlukan waktu setengah tahun. Akibatnya mereka kelaparan.

Apa yang sebenarnya terjadi? Penduduk pulau ini mendapat begitu banyak kemudahan. Mereka tidak perlu bekerja karena ada persediaan makanan untuk sekian tahun. Kemudahan membuat orang jadi terlena.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pada hakikatnya setiap orang cemnderung memilih yang mudah. Mudah berarti tidak memerlukan tenaga dan pikiran dalam mengerjakannya. Mudah berarti tidak mengalami kesukaran. Dan kita lebih senang berada dalam keadaan yang mudah. Oleh sebab itu jangan heran apabila masalah korupsi, penipuan, pemalsuan ijazah dan lain sebagainya sulit diberantas; karena memang orang suka yang serba mudah, gampang dan cepat. Jarang orang mau menghadapi tantangan dan kesukaran.

Seorang ahli ilmu sosial budaya yang bernama Arnold Toynbee mengatakan bahwa dari sejak jaman purbakala hingga jaman moderen ini kelompok masyarakat yang lebih cepat maju dan berkembang adalah kelompok masyarakat pendatang. Para pendatang ini terbuka pikirannya dan lebih siap menghadapi ketidakpastian, perubahan, tantangan dan kesukaran sekalipun. Mereka datang dengan tangan kosong tapi hati penuh dengan idealisme. Sedangkan penduduk asli setempat sudah mapan dengan segala kemudahan sehingga tidak mempunyai dorongan untuk banting tulang seperti pendatang ini. Karena itu para pendatang umumnya lebih maju karena mereka lebih ulet, lebih tekun, lebih hemat dan lebih rajin.


Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Alkitab kita memberi kesaksian bahwa walaupun Allah sangat mengasihi umatNya namun Allah tidak memberi kemudahan melainkan mereka harus berjuang melawan krisis hidup yang mereka alami. Dalam peristiwa keluarnya umat Allah dari Mesir menuju tanah Kanaan hal ini tampak jelas. Sebenarnya jarak yang harus ditempauh dari Mesir ke Israel jaraknya hanya 250 Km atau kira-kira seperti dari Bandung ke Purwokerto. Secra wajar perjalanan ini dapat ditempuh dalam 40 hari; tetapi Allah membawa mereka ke jalan yang lebih sukar dan banyak tantangan. Sehingga perjalanan itu memakan waktu 40 tahun. Ini bukan karena Allah tidak mengasihi mereka. Tetapi justru karena Allah mengasihi mereka maka Allah membawa mereka ke tempat seperti itu agar bangsa Israel bertumbuh menjadi bangsa yang tangguh. Dan sampai sekarang bangsa Israel adalah bangsa yang tangguh.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Ibrani 12: 5-11 yang kita baca bersama memperlihatkan kepada kita prinsip-prinsip dasar mengapa Allah mendidik kita, bagaimana Allah mendidik kita dan untuk apa Allah mendidik kita. Dari perikop bacaan ini setidaknya dapat dilihat ada enam hal pokok yang harus kita perhatikan, yaitu:

  1. Allah digambarkan sebagai orangtua dan kita adalah anak-anak yang dikasihiNya.

  2. Oleh karena kita adalah anak-anak yang dikasihiNya maka Allah mendidik kita.

  3. Cara mendidik yang baik bukanlah dengan memberi kemudahan tetapi dengan memberi teguran, peringatan, bimbingan dan arahan agar mampu mengatasi persoalan.

  4. Oleh karena cara mendidik yang baik adalah dengan memberikan kemampuan dalam menghadapi persolan agar menjadi manusia yang tangguh maka oleh sebab itu Allah memberikan teguran, bimbingan dan arahannya.
    Banyak orang berpikir kalau Allah mengasihi mereka maka mereka akan selalu berhasil, tidak pernah mengalami kesukaran dan segala apa yang kita minta akan diberikan. Kalau Allah berbuat seperti ini maka kita akan menjadi manusia-manusia kristen yang suka merengek, tidak tahan uji dan cepat menyerah, takut menghadapi persoalan dan kesulitan padahal hidup ini terdiri dari pelbagai kesulitan: pelajaran, pekerjaan, pergaulan, pernikahan, kesehatan, keuangan dan sebagainya. Karena Allah mengasihi kita dan ingin mendidik kita agar menjadi manusia yang tangguh maka Ia tidak membuat kita lepas dari pergumulan, kesukaran, tantangan, krisis. Dan kerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap hari. Dan dalam menjalani itu semua Allah memberikan teguran, peringatan kalau kita berbuat salah baik melalui firmanNya atau melalui orang lain.

  5. Peringatan, teguran, ajaran, didikan Allah memang kadang terasa tidak menyenangkan. Sebab pada prinsipnya siapa yang mau harus kerja keras, siapa yang mau diperingatkan Allah melalui orang lain firmanNya. Sebab tidak sedikit orang yang marah kalau kita tunjukkan kesalahanya dan tidak sedikit juga orang yang menutup Alkitabnya klau apa yang dia baca menunjukkan kesalahan dan kelemahannya.

  6. Tetapi pengajaran Allah ini yang kadang terasa tidak menyenangkan dalam jangka panjang memberi manfat yang baik bagi diri kita.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Di tengah kesulitan dan krisis moneter seperti sekarang ini ada banyak orang yang berpendapat bahwa ini adalah hukuman Tuhan. Sebagai umat Allah kita jangan berpendapat seperti ini. Sebab kalau kita ikut-ikutan berpikir bahwa ini adalah hukuman Tuhan kita akan berpikir pasif. Tidak mau mencari jalan keluarnya. Dan yang perlu kita ingat bahwa Tuhan tidak pernah mengutuk manusia. Kalaupun kita mengalami kesulitan seperti sekarang ini marilah kita berpikir kalau saat ini adalah saat dimana Tuhan sedang mendidik kita.

Dalam situasi sekarang ini ada juga orang yang putus asa. Oleh sebab itulah kita mendengar banyak terjadi penjarahan dimana-dimana akhir-akhir ini. Tentunya ini bukan sikap yang terpuji. Berputus asa bukanlah sikap yang tepat untuk keluar dari persoalan yang sedang kita hadapi.

Saudara, sebuah tantangan kehidupan dapat menjadi batu loncatan untuk maju atau batu penghalang. Dan itu tergantung kepada kita bagaimana melihat setiap kesukaran yang kita alami. Allah mendidik bangsa Israel selama 40 tahun agar mereka menjadi manusia tangguh yang dapat melihat setiap tantangan, setiap persoalan, setiap kesulitan adalah kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih tangguh, lebih maju, lebih baik dan lebih berhasil dari sebelumnya.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Janganlah kita kalah dalam menghadapi situasi kehidupan yang semakin sulit ini. Jangan kita menyerah terhadap krisis. Tetapi jadikanlah krisis eknomi dan kehidupan lainnya yang sedang kita hadapi sebagai kesempatan dan peluang untuk memperbaiki diri, memperbaiki kehidupan keluarga. Memperbaiki kualitas kerja, memperbaiki kepribadian kita agar lebih dewasa.

Amin.

Sumber : http://gkikebonjati.org/index.php?option=com_content&view=article&id=68:tegar-mekar-di-dalam-kesukaran&catid=44:pengembangan-diri&Itemid=80

Kamis, 11 Februari 2010

Agar Memahami Rencana-Nya

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8–9)

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sangat mudah bagi kita untuk berterima kasih kepada Tuhan apabila Tuhan melakukan apa yang kita inginkan. Tetapi Tuhan tidak selalu melakukan apa yang kita inginkan. Ada banyak hal yang kita inginkan tetapi Tuhan memberikannya. Dalam hal inilah, pergumulan untuk mencari kehendak Tuhan dan memahami rencana Tuhan bagi kehidupan kita sangat penting. Pergumulan untuk memahami kehendak dan rencana Allah akan terus berlangsung sepanjang kehidupan kita.

Godaan yang sering muncul dalam diri kita ialah menyamakan kehendak kita, ambisi kita, nafsu kita sebagai kehendak Tuhan. Padahal dalam pembacaan kita dari Yesaya 55:8-9, dikatakan bahwa “sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu...seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu."


Tetapi yang harus kita yakini dengan sungguh-sungguh ialah bahwa Tuhan tidak merencanakan kehidupan yang buruk bagi kita. Ia merancangkan hari depan yang penuh damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan hari depan yang penuh pengharapan (Yeremia 29:11). Damai sejahtera bukan berarti tidak ada kesulitan, tidak ada tantangan, tidak ada kedukaan, tidak ada pergumulan. Damai sejahtera berarti di dalam diri kita terdapat kekuatan yang berasal dari Tuhan yang akan memampukan kita memasuki hari-hari kehidupan kita dengan kuat dan tegar. Kita memasuki masa depan kita tanpa ragu. Kita memasuki hari depan kita tanpa kekuatiran yang berlebihan yang dapat membuat kita putus asa. Damai sejahtera berarti juga siap menerima kenyataan apabila apa yang kita rencanakan ternyata tidak berjalan sesuai dengan kehendak kita.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam Yesaya 32:17, dikatakan bahwa ciri apabila rancangan dan tindakan kita itu benar maka ia akan memberikan damai sejahtera, ketenangan dan ketentraman baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Hal ini dapat menjadi tolok ukur bagi kita. Apabila yang kita lakukan itu memberikan damai, ketenangan dan ketentraman bagi kita dan orang lain, maka itu sesuai dengan kehendak Allah. Tetapi jika sebaliknya, apa yang kita lakukan itu justru mendatangkan kegelisahan, kesedihan, ketakutan dan kerugian bagi orang lain, maka itu berarti apa yang kita lakukan bertolak belakang dengan rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

Saudara, dalam hidup kita juga pasti pernah mengalami dan merasakan mengapa ada kejadian-kejadian dalam hidup yang tidak menyenangkan. Ketika kita mengalami hal itu, kita jangan cepat-cepat mengatakan dan menilai itu adalah kehendak Tuhan. Sebab bisa saja itu adalah kesalahan kita. Kita ceroboh dalam bertindak. Kita kurang matang dalam merencanakan kegiatan kita.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam hidup kita sebagai manusia kadang memang ada hal yang tidak dapat kita mengerti mengapa itu dapat terjadi dalam hidup kita. Kita merencanakan seperti ini tetapi yang terjadi sebaliknya. Untuk hal ini mungkin kita dapat belajar dari keyakinan iman dalam Pengkhotbah 3:11, ”Ia (Tuhan) membuat segala sesuatu indah pada waktunya…”.

Pergumulan untuk mencari dan mengetahui kehendak Allah adalah pergumulan yang harus kita lakukan seumur hidup kita. Setiap saat kita harus menguji tindakan kita. Setiap saat kita harus yakin dalam iman kita bahwa apabila yang kita rencanakan tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Kita yakin bahwa Tuhan sedang mempersiapkan hal yang lain. Dan Tuhan akan menyertakan keindahan rencanaNya pada waktu yang tepat.

Untuk itulah diperlukan kedekatan hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan. Membawa segala rencana-rencana kehidupan kita kepada Tuhan. Agar rencana itu berjalan sesuai dengan harapan kita; tidak tinggi hati dan tidak melupakan Tuhan. Dan sebaliknya, jika apa yang kita rencanakan itu tidak berjalan seperti yang kita rencanakan, kita tetap mempunyai ketabahan, ketekunan, ketegaran dan semangat hidup yang tetap tinggi. Sebab kita yakin bahwa pada saatnya nanti Tuhan akan memperlihatkan keindahan rencanaNya di balik kegagalan atau kedukaan yang pernah kita alami.

Sumber : http://gkikebonjati.org/index.php?option=com_content&view=article&id=67:agar-memahami-rencana-nya&catid=41:renungan&Itemid=76

Sabtu, 06 Februari 2010

Kunci Rahasia Untuk Meraih Kemenangan Dalam Setiap Masalah

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Amsal 16:32

Masalah merupakan hal yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Selama kita masih hidup kita tidak akan lepas dari masalah. Bahkan, ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kitapun, kita akan tetap menghadapi masalah demi masalah.

Tetapi ketika hidup di dalam Yesus, Dia akan memberi kita kekuatan untuk dapat menghadapi dan menyelesaikan masalah. Dia berjanji untuk senantiasa memberi kemenangan demi kemenangan dalam setiap masalah kita. Dengan demikian, kita tidak perlu kuatir menjalani kehidupan ini.

Namun, pada prakteknya tidak semudah yang kita bayangkan.
Kita perlu mengetahui apa yang menjadi kunci rahasia untuk meraih kemenangan dalam setiap masalah.


Apakah kunci rahasia untuk meraih kemenangan dalam setiap masalah?
  1. Sabar
    “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan” Ams 17:32a

    Masalah yang bertubi-tubi datang membuat kita ingin agar masalah dapat cepat terselesaikan. Kita selalu menginginkan jawaban yang instan dalam kehidupan kita. Sehingga pada akhirnya, jika tidak ada pilihan lain, kita mulai mencari jalan pintas. Kita mulai menghalalkan cara-cara yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
    Kita mulai berkompromi dengan kehidupan dosa. Iblis senantiasa mencari kesempatan melalui masalah yang kita hadapi untuk dapat menjatuhkan kita. Iblis selalu ingin menyeret kita untuk jatuh ke dalam dosa.

    Firman Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi orang yang sabar. Orang yang sabar bagaikan seorang pahlawan. Seorang pahlawan adalah seseorang yang berjasa bagi orang/pihak tertentu, seorang yang mempunyai kekuatan untuk meraih kemenangan, seorang yang punya kemampuan untuk mengalahkan musuh dan seorang yang mampu memimpin orang banyak untuk memenangkan pertempuran.
    Ketika kita menanti jawaban Tuhan dengan sabar, maka Dia yang adalah setia akan selalu menolong kita tepat pada waktunya. Dan pada akhirnya kita akan dapat menyelesaikan masalah demi masalah dengan kekuatan yang dari Tuhan dan meraih kemenganan bagi masalah kita.

  2. Kuasai Dirimu
    “Orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Ams 17:32

    Seringkali dalam menghadapi masalah, kita cenderung berada dalam posisi yang tertekan. Hal ini mengakibatkan emosi kita naik dan menjadi mudah marah. Orang-orang di sekeliling kita akan mudah sekali kena efeknya; entah itu keluarga, suami, istri, kakak, adik, teman, rekan kerja dan lainnya. Ada kecenderungan untuk mencari-cari kesalahan. Bahkan hal-hal masa lalu yang tidak perlu diungkitpun juga ikut terungkit kembali.
    Kemarahan sering muncul ketika kita berada dalam masalah. Apalagi jika masalah yang satu belum selesai, kemudian datang lagi masalah-masalah lainnya. Seakan kepala akan meledak rasanya.

    Kitab Amsal mengajarkan kita untuk menguasai diri dan menjadi lambat dalam amarah. Ketika kita mau belajar untuk mengendalikan amarah dan emosi kita, kita melebihi orang yang dapat menguasai sebuah kota dalam suatu peperangan. Kita dapat menguasai segala masalah berat apapun yang kita hadapi. Kita akan dapat menyelesaikan masalah dengan pikiran yang jauh lebih jernih. Sebagian besar keputusan yang diambil pada waktu emosi adalah keputusan yang akan berakibat buruk bahkan fatal. Oleh karena itu perlu sekali bagi kita untuk dapat mengendalikan emosi kita. Jangan sampai kita mengambil keputusan yang akan disesali di kemudian hari.
    Amarah tidak akan membawa kepada penyelesaian masalah, melainkan akan menjadikan masalah semakin rumit. Tetapi kepala yang dingin akan sangat membantu sekali dalam menghadapi masalah.


“Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” 1 Pet 4:7b.Marilah kita menguasai diri dalam keadaan berat apapun yang dialami, sehingga kita sanggup meraih kemenangan.

Firman Tuhan banyak sekali memberi rahasia untuk meraih kemenangan dalam berbagai masalah kehidupan. Di atas telah kita lihat beberapa di antaranya. Dengan menjadi sabar dan menguasai diri maka kita memiliki kunci rahasia untuk meraih kemenangan dalam setiap masalah.

Sumber : http://www.pelitahidup.com/2009/03/19/kunci-rahasia-untuk-meraih-kemenangan-dalam-setiap-masalah/

Senin, 01 Februari 2010

Berjalan Dalam Kebenaran

"Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." Mazmur 119:9

Perkembangan jaman dan kemajuan teknologi pada saat ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap pertumbuhan anak muda. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak muda senantiasa mengikuti perkembangan mode dan tren terbaru, dan berusaha untuk bisa menjadi pusat perhatian dari lingkungannya. Anak-anak muda akan berusaha agar dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya, sehingga apapun yang teman-temannya sedang lakukan akan mereka ikuti.

Pengaruh dari pergaulan sangat kuat sekali kepada anak muda. Kecenderungan emosi yang masih labil dan masih dalam kondisi untuk mencari jati diri akan membuat mereka mencoba-coba apa yang mereka lihat dan rasakan. Oleh karena itu, anak muda perlu ekstra hati-hati dalam pergaulannya, karena masa depan mereka akan dipengaruhi dari apa yang dilakukan pada masa muda.


Tuhan ingin agar anak-anak muda dapat tetap berjalan dalam kebenaran. Pergaulan memang tetap dibutuhkan, tetapi anak muda harus tetap berada dalam pergaulan yang sehat dan positif.

Bagaimana agar anak-anak muda dapat tetap berjalan dalam kebenaran?

  1. "Dengan menjaganya sesuai dengan Firman-Mu" Mazmur 119:9b
    Firman Tuhan adalah perisai dan filter yang paling ampuh bagi anak muda untuk dapat tetap berada dalam pergaulan yang positif. Ketika anak muda tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan, maka iblis akan berusaha mempengaruhi kehidupan anak muda. Segala cara akan dilakukan oleh si jahat agar anak muda dapat terjerumus ke dalam dosa. Pada awalnya, si iblis akan menawarkan kenikmatan. Tetapi, pada akhirnya hidup anak muda akan dihancurkan sehingga masa depan mereka menjadi berantakan.

    "Hai orang-orang yang takut akan TUHAN, percayalah kepada TUHAN! Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka." Mazmur 115:11.

    Dengan hidup sesuai dengan Firman Tuhan, maka Tuhan akan menjadi perisai bagi anak muda. Dia akan memberi perlindungan terhadap segala tipu muslihat si iblis. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat menghindari akal bulus si iblis. Hanya dengan menjaganya sesuai dengan firman Tuhan, maka anak-anak muda dapat tetap aman dalam pergaulan.


  2. "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."
    I Kor 15:33

    Dengan siapa anak muda bergaul, seperti itulah anak muda akan terbentuk. Jika bergaul dengan teman-teman yang pintar, aktif dalam kegiatan positif, takut akan Tuhan dan rajin beribadah, maka anak muda akan ikut menjadi seperti teman-temannya itu.
    Tetapi jika anak muda bergaul dengan teman-teman yang mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, bolos, pergaulan bebas, kehidupan malam, perkelahian, pemberontakan terhadap orang tua, pencurian, narkotika dan obatan-obatan; maka tinggal menunggu waktu sampai kebiasaan mereka akan menjadi sama dengan teman-temannya itu.
    Memilih teman merupakan hal yang sangat penting bagi anak muda. Bukan berarti anak muda harus sombong dan tidak perlu mengenal orang lain, anak muda tetap perlu bergaul secara luas. Maksud dari teman di sini adalah orang lain yang dapat dijadikan sebagai orang yang ditemui hampir setiap hari, orang yang menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati, orang yang dapat mengerti kesukaan, orang yang dapat 'nyambung' dalam pembicaraan, orang yang dapat diajak jalan-jalan ke tempat yang disukai dan lainnya. Oleh karena orang itu juga yang akan mempengaruhi kehidupan anak muda, maka penting sekali bagi anak muda untuk memilih dengan siapa ia dapat bergaul.


Sumber : http://www.pelitahidup.com/2009/03/12/berjalan-dalam-kebenaran/