Selasa, 25 Mei 2010

Mengalah Untuk Menang

Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan (Mazmur 37:8)

Apakah Anda pernah melihat anak nelayan memancing kepiting? Mereka mengikatkan tali di sebatang bambu. Ujungnya diikatkan pada batu kecil. Lalu bambu itu diayun ke arah kepiting yang diincar, kemudian disentak-sentakkan agar kepiting itu marah. Begitu si kepiting marah, ia akan mencengkeram batu kecil itu dengan kuat dan terjeratlah ia karena kemarahannya!

Karena adanya akibat serupa dengan gambaran di atas, itulah sebabnya amarah kita tidak boleh terpancing melihat orang jahat. Tiga kali pemazmur menasihati para pembacanya agar jangan marah kepada orang yang berbuat jahat. Sebab itu hanya akan membawa kita pada kejahatan.

Emosi tinggi bisa membuat kita berbuat sesuatu yang berakibat buruk. Misalnya karena ingin melampiaskan kemarahan, kita justru menyakiti orang lain secara fisik atau perasaan. Bahkan sekalipun kemarahan itu beralasan, kita bisa menjadi marah atau iri hati terhadap orang yang bebas berbuat jahat.

Seolah-olah hidup mereka tetap aman dan terlindungi dari murka Allah. Seakan-akan Allah tidak adil. Sepertinya Dia membiarkan saja jika orang benar lebih kerap bermasalah dibanding orang jahat. Benarkah?


Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah disini untuk “menang”; untuk tidak jatuh dalam perbuatan dosa. Jika kita harus menyaksikan kefasikan merajalela dan kita tak bisa berbuat apa-apa, kita harus meneguhkan hati untuk tidak marah. Ya, marah kepada orang fasik hanya membuat kita masuk ke dalam pancingan mereka.

Kemarahan yang tak terkendali justru akan menjerat kita ke dalam dosa. Ingat saja kata pemazmur. Orang fasik takkan bertahan lama dalam keberdosaan, kejahatan mereka akan terbongkar. Tuhan selalu adil. Dia tidak menutup mata atas kefasikan

KEBERUNTUNGAN ORANG FASIK HANYA SEMENTARA.
KEBERUNTUNGAN ORANG BENAR SUNGGUH TAK TERKIRA.


Sumber : http://harianwanita.com/blog/

Rabu, 19 Mei 2010

Gran Torino

Mendapat satu cinta dari satu orang itu tidak cukup. Manusia memerlukan banyak cinta dari orang-orang di sekitarnya.

Walt Kowalski (Clint Eastwood) adalah seorang veteran perang dan mantan teknisi pabrik mobil yang baru saja kehilangan istrinya, seseorang yang paling dicintai dan mencintainya. Sayang sekali, istri yang baik itu sudah tiada.


Walt memandang nanar kehidupannya sendiri dan menjadi frustrasi. Dalam film ini, Walt digambarkan sebagai orang yang keras, nasionalis, kolot, sinis dan kesepian. Ia tak dapat mencintai kedua anak lelakinya beserta istri dan anak-anaknya. Mereka menganggap Walt sebagai orang aneh; Walt sendiri tidak tahu mengapa ia tak dapat merasa dekat dengan mereka. Walt bahkan muak dengan sikap para cucunya yang sama sekali tidak menghargai sopan santun.

Mendiang istrinya nampaknya dapat memprediksi bahwa Walt akan melewati masa tuanya dengan rasa sepi dan menderita. Ia memberikan pesan kepada seorang pastor muda (Christopher Carley) untuk menjaga dan membawanya lebih dekat pada Tuhan. Pastor itu melakukan tugasnya dengan baik, tapi Walt menolaknya; bahkan berubah menjadi membenci semua orang.

Walt juga bertetangga dengan keluarga etnis Hmong (sebutan untuk keturunan Vietnam). Kehadiran mereka sangat mengusiknya, apalagi ia mempunyai pengalaman buruk dalam perang Korea. Tetap saja, manusia memang tak dapat hidup sendiri. Mau tak mau, sengaja atau tidak sengaja, ia akan berhubungan dengan orang lain. Interaksi antar tetangga ini bermula dengan hal-hal yang buruk. Mulai dari rasa benci terhadap orang Asia (ras yang berbeda), bahasa yang berbeda, kultur yang berbeda. Namun demikian, dari perbedaan tersebut sebuah persahabatan akan lahir.

Mobil klasik Gran Torino 1972 adalah harta terbesar Walt. Mobil klasik ini mengawali kisah persahabatan dengan suatu kejadian yang paradoks. Awalnya anak tetangga sebelah yang bernama Thao (Bee Vang) berusaha mencuri mobil kesayangan Walt ini. Thao terpaksa mencuri karena diancam oleh segerombolan geng Hmong untuk melakukan hal itu. Kakak perempuan Thao kemudian menjadi penengah antara Walt dan Thao. Gadis manis bernama Sue (Ahney Her) selalu bersikap sopan dan sangat bersahabat. Walt pun menjadi luluh dan dapat berteman dengan keluarga Hmong ini.

Dari persahabatan itu, sikap baik dari Walt dapat tergali kembali. Ia bahkan mencintai kedua remaja Sue dan Thao. Walt mencintai dan dicintai mereka bagaikan hubungan bapak dan anak. Walt bahkan merasa bertanggung jawab akan masa depan mereka. Walt ingin membentuk mereka sebagai generasi muda yang baik, sopan, penuh hormat, dan dapat berdikari untuk masa depannya. Sesuatu yang tak dapat ia lakukan kepada cucu-cucunya sendiri. Ia melakukan tugas kebapakannya ini kepada "total strangers". Dari hubungan yang melahirkan kasih ini, Walt mau datang kembali ke gereja. Ia melakukan pengakuan dosa, sesuatu yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.

Clint Eastwood kali ini membuat kisah hidup manusia dengan berfokus pada cerita sehari-hari. Hal inilah yang membuat film ini menjadi semakin hidup, kita dapat melihat suatu potret dan problema di suatu kota yang multi-kultural. Film Gran Torino memang tidak mendapat penghargaan apapun di Golden Globe ataupun Oscar 2009. Tapi karya Clint Eastwood ini menjadi film terlaris di Amerika Serikat dan Kanada. Film ini cukup unik dan temanya lumayan orisinil, ada superhero berusia 78 tahun; seseorang yang sinis dan rasis yang akhirnya mendobrak sikapnya menjadi seorang sahabat yang rela mati untuk orang yang dicintainya.

Sumber : http://www.terangdunia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=197:gran-torino&catid=53:film&Itemid=82

Sabtu, 15 Mei 2010

Legion

Pertempuran Malaikat Melawan Manusia


Rusaknya peradaban manusia telah membuat Tuhan kecewa. Tuhan lantas memerintahkan Gabriel (Kevin Durand) untuk turun ke bumi memusnahkan seluruh umat manusia supaya bumi bisa diselamatkan dari dosa. Sebuah kehidupan baru akan menggantikan kehidupan lama yang dinilai sudah parah.

Namun, ada satu malaikat yang tak sependapat dengan Tuhan. Michael (Paul Bettany) menganggap umat manusia masih memiliki harapan. Michael pun turun ke bumi, bukan untuk mengemban tugas dari Tuhan tersebut. Melainkan untuk mencegah kemusnahan. Tidak tanggung-tanggung, Michael memotong sayapnya sehingga manusia biasa.

Harapan Michael adalah menyelamatkan Charlie (Adrianne Palicki), seorang wanita muda yang tengah mengandung anak dari pacarnya yang tidak bertanggung jawab. Konon, bayi yang dikandung Charlie nantinya akan menjadi penyelamat umat manusia.

Sementara di perbatasan New Mexico terjadi satu fenomena alam aneh, sekumpulan lalat dalam jumlah besar terbang menyerupai badai gurun. Tidak jauh dari situ, berdiri sebuah restoran milik Bob Hanson (Dennis Quaid), di mana Charlie juga tinggal di situ. Anak Bob Hanson yang bernama Jeep (Lucas Black) adalah seorang lelaki yang cinta pada Charlie dan ingin mengasuh serta membesarkan anak yang dikandung Charlie.

Kehidupan Charlie, Jeep, dan keluarganya tiba-tiba berubah saat datang seorang nenek ke restoran mereka. Ia memesan steak dan tiba-tiba berubah menjadi monster penghisap darah dan menyerang para pengunjung. Beruntung saja, Kyle (Tyrese Gibson) berhasil menembak sang nenek hingga mati. Mereka semua menjadi bingung dan ketakutan hingga kemudian datang Michael ke tempat itu.

Dari Michael, mereka mendapat penjelasan mengenai pasukan malaikat (legion) yang akan memusnahkan manusia. Yang bisa menyelamatkan mereka adalah bayi yang sedang dikandung Charlie. Jika bayi tersebut berhasil dilahirkan, maka umat manusia akan selamat dari kemusnahan.

"Terakhir kali Tuhan kehilangan kepercayaan terhadap umat manusia, Ia mengirimkan banjir. Kali ini, Ia mengutus malaikat untuk memusnahkan umat manusia," kata Michael.

Maka, mereka bersama seorang 'mantan malaikat' berusaha mati-matian melindungi Charlie. Di sinilah adegan pertempuran seru antara malaikat dan manusia terjadi.

Apa yang disuguhkan sang sutradara Scott Stewart di film ini sangat menarik dari segi efek visual. Sebelumnya, Scott pernah menggarap visual efek beberapa film di antaranya, 'Pirates of the Caribbean: At World's End', 'Harry Potter and the Goblet of Fire', 'Night at the Museum' dan 'Iron Man'. Jadi tidak heran jika 'Legion' menyuguhkan visual yang mencengangkan.

Mengenai isi cerita, Scott Stewart dan Peter Schink yang menjadi penulis skenario tampak mencampuradukkan isi Alkitab dengan imajinasinya, sehingga menghasilkan cerita yang bisa menyesatkan pemirsa. Jika diperhatikan seksama, ide ceritanya tak jauh beda dengan film 'Terminator', hanya saja 'Legion' ber-setting lain dan bersifat religius.

Dalam Alkitab, nama 'Legion' dapat kita temui ketika Yesus mengusir roh jahat yang merasuki seseorang di Gerasa (Markus 5:9; Lukas 8:30). Dinamai legion karena jumlah yang merasukinya banyak. Arti kata 'legion' sama dengan satu divisi dari tentara Roma yang jumlahnya sekitar 6.000 orang.

Sementara Gabriel dan Michael adalah nama-nama malaikat utama. Alkitab mencatat Gabriel menampakkan diri kepada Daniel (Daniel 8:16). Ia juga diutus kepada Zakharia dan Maria (Lukas 1:19, 26). Sedangkan Michael disebut sebagai penghulu malaikat (Yudas 1:9), dan dalam penglihatan Rasul Yohanes di Wahyu 12:7 ditulis Michael berperang melawan naga.

Film ini sebenarnya tidak direkomendasikan untuk ditonton, selain ceritanya yang menyesatkan, juga karena sarat adegan kekerasan. Namun jika tetap ingin menontonnya juga, satu pesan penting, ingatlah bahwa ini adalah film fiksi. Meskipun di dalamnya ada kutipan ayat Alkitab yang muncul, bukan berarti film ini dibuat berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Apa yang diungkapkan dalam film ini adalah hasil imajinasi pembuat film, sekedar mencomot ayat untuk mendukung isi cerita yang hanya karangan belaka.

Sumber : http://www.terangdunia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=375:legion-pertempuran-malaikat-melawan-manusia&catid=53:film&Itemid=82

Kamis, 13 Mei 2010

Delon Thamrin

Nama Delon tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat. Dia adalah juara kontes “Indonesian Idol” pertama. Selain singkat, nama ini juga mudah diingat.


Stanislaus Alexander Liauw Delon Thamrin mulai dikenal semenjak penampilannya pada "Indonesian Idol". Perjalanannya menuju babak puncak acara ini disertai kontroversi bahwa ia terus melaju hanya karena wajahnya yang menarik serta latar belakang hidupnya yang mengundang simpati dari masyarakat. Saat itu, media banyak mengekspos bahwa ibunda Delon mengidap penyakit jantung dan Delon bekerja keras untuk mendapatkan biaya pengobatannya. Delon juga sering dikritik kurang mampu menyanyikan lagu bertempo tinggi. Nyatanya, popularitas Delon terus meningkat dan tetap mendapat dukungan para penggemar setianya yang disebut Deloners, dan terus melaju sampai babak puncak.

Pria kelahiran 20 Mei 1978 itu menduduki posisi kedua, setelah kalah unggul dengan Joy Tobing. Delon akhirnya menjadi pemenang "Indonesian Idol" beberapa bulan kemudian. Hal ini terjadi setelah Joy Tobing memutuskan untuk keluar dari Indomugi Pratama, pihak manajemen yang ditunjuk oleh FreMantle Media dan RCTI. Proses keluarnya Joy berlangsung secara alot dan penuh konflik.

Semenjak itu pula, perlahan-lahan tawaran kepada Delon dalam bidang hiburan terus meningkat. Setelah Indonesian Idol, Delon pun berkesempatan merilis album. Di antaranya, album perdananya BAHAGIAKU yang kemudian mendapatkan double platinum dalam waktu dua bulan setelah peluncurannya. Menyusul album keduanya, THE SWEETEST GIFT FROM DELON yang bertemakan Natal, single "Terjaga Di Setiap Mimpi" pada album PORTRAIT OF YOVIE, single “Kokoro no Tomo” duet dengan Mayumi Itsuwa pada album BEST DUET LOVE SONG, single "Satu Hanya Kamu duet dengan Pingkan Mambo di album terbaru Pingkan, dan soundtrack untuk film VINA BILANG CINTA. Selain itu, Delon juga banyak membintangi iklan, sinetron, dan film layar perak.

Debut akting Delon lewat film layar lebar yang dibintanginya bersama aktris Rachel Maryam, dalam VINA BILANG CINTA (2005).

Penyanyi yang pernah digosipkan dengan artis cantik Sandra Dewi ini kembali meluncurkan album terbarunya pada Februari 2008. Album ketiga Delon diberi tajuk PERASAANKU. Selain lagu "Terbalik", di album ini Delon juga menjagokan lagu "Indah Pada Waktunya" berduet dengan Irene (pemenang ajang kontes bernyanyi Duet Bareng Delon).

Selain aktif di dunia hiburan, Delon pun aktif dalam pelayanan kerohanian. Pada tahun 2008, Delon berangkat ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan Gereja Bethel Indonesia di sana. Delon telah membuktikan eksistensinya di dunia nyanyi dan entertainment. Dia juga telah membuktikan bahwa dengan berserah penuh terus melayani Tuhan, talenta dan kualitas suaranya dapat bertahan hingga saat ini.

Delon adalah putra dari pasangan Benny Thamrin (alm.) dan Liauw Agin. Kini ia lebih banyak aktif dalam dunia pelayanan dan sosial. Delon mengakui bahwa ia sedang mempersiapkan single dari album terbarunya. Di samping itu, Delon pun mempersiapkan album lagu rohaninya. Saat ditanyai mengenai hal apa yang membuat ia berniat membuat album rohani, Delon mengatakan bahwa ia memang ingin mencoba album rohani. Permintaan banyak pihak akan album rohaninya pun memang telah lama ia pertimbangkan.

Sumber : http://www.reformata.com/02393-delon-aktif-di-dunia-pelayanan.html

Selasa, 11 Mei 2010

Bagaimana Cara Mengendalikan Amarah Anda

Dalam memproses amarah kepada seseorang yang memiliki relasi dengan Anda, ada dua pertanyaan sangat penting:
  1. Apakah respons saya positif
    Apakah respons itu memiliki potensi untuk membereskan kesalahan itu dan memperbaiki relasi yang ada?

  2. Apakah respons saya penuh kasih
    Apakah respons itu dirancang bagi keuntungan orang yang kepadanya saya marah?


Kemudian, berikut lima tahap yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan amarah:
  1. Secara sadar mengakui kepada diri Anda sendiri bahwa Anda marah.
    Ucapkan dengan bersuara, ”Aku marah tentang hal ini! Kini apa yang harus aku lakukan?” Pernyataan seperti itu membuat Anda sadar akan amarah Anda sendiri dan juga menolong Anda mengenali baik amarah Anda dan tindakan yang akan Anda ambil. Anda telah menyiapkan tempat untuk menerapkan nalar terhadap amarah Anda.

  2. Mengendalikan respons langsung Anda.
    Hindari respons-respons umum tetapi merusak, seperti melampiaskan amarah secara verbal atau fisik, menarik diri, dan berdiam diri. Tolaklah mengambil tindakan yang biasanya Anda ambil saat merasa marah. Menunggu bisa menolong Anda untuk menghindari hal-hal yang mungkin tidak Anda maksudkan dan akan Anda sesali kemudian.

  3. Carilah fokus amarah Anda.
    Kata-kata atau tindakan mana oleh orang lain yang membuat Anda marah? Jika orang itu benar-benar bersalah kepada Anda, identifikasi dosa orang itu. Bagaimana ia bersalah kepada Anda? Lalu tentukan seberapa seriusnya pelanggarannya. Beberapa kesalahan bersifat minor dan beberapa sifatnya mayor. Mengetahui keseriusan masalah tersebut seharusnya mempengaruhi respons Anda.

  4. Analisa pilihan-pilihan Anda.
    Bertanyalah kepada diri Anda sendiri, "Apakah tindakan yang sedang kupertimbangkan ini akan memiliki potensi untuk berurusan dengan yang salah dan menolong relasi yang terganggu? Apakah itu yang terbaik bagi orang yang kepadanya aku marah?" Dua pilihan yang paling membangun adalah mengonfrontasi orang itu dengan cara yang menolong atau secara sadar memutuskan untuk mengabaikan masalahnya.

  5. Mengambil tindakan yang membangun.
    Jika Anda memilih untuk ”merelakan pelanggaran itu”, maka akuilah amarah Anda dalam doa dan kerelaan Anda untuk menyerahkan orang itu kepada Allah. Lalu lepaskan amarah Anda kepadaNya. Jika Anda memilih untuk mengonfrontasi orang yang telah bersalah kepada Anda, lakukan dengan lemah lembut. Dengarkan penjelasan yang diberikan, itu bisa memberi Anda sudut pandang yang berbeda akan tindakan dan maksud orang itu. Jika orang itu mengakui apa yang dilakukannya salah dan meminta Anda memaafkan, lakukan saja demikian.

Selamat mencoba.

Sumber : buku Anger - Mengatasi Amarah dengan Cara yang Sehat (Gary Chapman)

Senin, 10 Mei 2010

Kala Harapan Tak Berjumpa Realita

"Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel" (Lukas 24:21)

"Seorang jagoan menang belakangan." Pepatah ini menyiratkan harapan dan keyakinan. Namun, ini tidak berlaku bagi Mike Tyson ketika berhadapan dengan Evander Holyfield.

Dengan gaya jagoannya, Tyson memasuki arena pertandingan. Orang-orang yakin ini akan menjadi pertandingan yang mudah bagi Tyson untuk mengalahkan Holyfield. Akan tetapi, Tyson malah mendapat serangan bertubi-tubi dari Holyfield. Harapan untuk kembali menyabet juara dunia menjadi jauh dari kenyataan.

Pada ronde ke-3, Tyson pun menjadi putus asa dan menggigit telinga sang lawan.


Hal tersebut dapat dianalogikan sebagai harapan bangsa Israel terhadap Tuhan Yesus. Sebab Tuhan Yesus juga diharapkan menjadi seorang Mesias; membebaskan bangsa Israel dari dosa. Pada kenyataannya, Tuhan Yesus justru tidak menunjukkan diri sebagai seorang jagoan. Ia kalah dan mati disalib. Kekecewaan dan keputusasaan meliputi para murid Tuhan Yesus. Mereka meninggalkan kota Yerusalem dengan penuh kesedihan. Dalam kondisi seperti ini, Tuhan Yesus hadir dan menyapa mereka. Sapaan-Nya bukan sembarang sapaan. Sapaan-Nya sarat dengan kepedulian. Sapaan Tuhan Yesus tersebut menjadi awal dari pemulihan luka akibat kekecewaan.

"Lihat tangan-Ku dan lihat kaki-Ku. Ketahuilah, bahwa Aku sendirilah ini! Rabalah dan perhatikanlah, karena hantu tidak mempunyai daging atau tulang, seperti yang kalian lihat pada-Ku." (Lukas 24:39)

Dalam hidup ini, harapan tidak senantiasa bertemu dengan realita. Banyak orang di sekitar kita yang terpuruk karena pupusnya harapan, entah karena sakit hati atau permasalahan lainnya. Kristus telah menyapa kita dengan sapaan yang memberikan kekuatan untuk menjalani hidup yang tak sesuai dengan harapan. Kita pun diundang untuk menyapa mereka yang saat ini terpuruk dan putus asa.

Sapaan Tuhan Yesus yang sudah bangkit akan senantiasa membangkitkan harapan baru.

Amin.

Sumber : WASIAT vol.43 edisi Maret-April 2010 (Jumat, 19 Maret 2010)

Minggu, 09 Mei 2010

Religulous

“Religulous”, Film Agama yang Berwajah Sindiran

Sutradara Amerika Serikat, Larry Charles, mengeluarkan film yang bertajuk agama namun berisi mengenai sindiran.

Walau belum diputar di Inggris, film dokumenter berjudul Religulous menyindir hampir semua agama di dunia. Tak heran, bila banyak warga Inggris terkejut dengan film itu; memicu debat tentang munculnya tren anti-agama belakangan ini.

"Saya melihatnya di Amerika dan ironisnya, film ini cenderung sangat fundamentalis," ujar Jonny Baker, yang bekerja untuk Anglican Church Mission Society UK.

Film dokumenter ini ditulis dan dibintangi oleh komedian politik Amerika, Bill Maher. Maher dilahirkan di New York City. Bapaknya adalah seorang redaktur berita dan penyiar radio. Maher dibesarkan secara Katolik dan hingga remaja ia tidak menyadari bahwa ibunya Yahudi. Di masa dewasa, ia menekuni karir sebagai pelawak dan aktor.

Maher dikenal sebagai tokoh pengkritik agama. Ia pernah menggambarkan agama sebagai neurological disorder, sejenis penyakit syarat. Dia juga pernah mengatakan bahwa agama adalah penyebab banyak masalah pada masyarakat dan munculnya kemunafikan.

Menurut sutradaranya, judul film ini singkatan yang diambil dari kata 'religion' (agama) dan 'ridiculous' (menertawakan). Judul ini memiliki makna sindiran terhadap agama dan keyakinan untuk beragama. Film ini bercerita tentang Maher yang menghadapi berbagai agama melalui wawancara dengan para pemimpin agama dan mereka tak mampu menjawab pertanyaannya yang cenderung 'kurang ajar'.

Dalam film itu, Maher pergi ke berbagai tempat agama berasal (seperti Yerusalem, Vatikan, dan Salt Lake City) untuk mewawancarai para penganut agama dengan berbagai latar belakang dan berbagai kelompok tentang 'kemustahilan' agama. Gambar depan film ini bergambar tiga monyet yang memakai pakaian keagamaan dan lambang khas setiap agama.


Sebelum sempat beredar di sejumlah bioskop, film ini sudah menunai kritik dari umat Kristen di Inggris. Baker sendiri termasuk orang yang telah menonton film itu. Menurutnya, sutradara Religulous adalah contoh orang yang fanatik dan tidak toleran terhadap diri sendiri.

"Bill Maher hanya suka berteriak-teriak di depan kamera dan hal itu justru mengurangi nilai keseluruhan film," ujarnya.

Film ini juga memicu perdebatan sengit di kalangan pemuka agama dan pemikir tentang meningkatnya tren anti-agama.

"Para ateis hanya berkata 'tutup mulut'. Apa yang kita lihat adalah agama berada di bawah tekanan dan dikalahkan," ujar AC Grayling, profesor filosofi di Birkbeck College, London.

Menurut Grayling, film ini bagian dari respon kaum ateis atas meningkatnya 'kegaduhan' agama sejak serangan 11 September 2001 di AS.

"Terjadi peningkatan suara gaduh dari berbagai agama sejak tragedi itu. Dan kami melihat reaksi dari para ateis. Mereka berdiri dan dihitung karena mereka tidak menyukainya," jelasnya.

Bagi Baker, tren anti-agama di media massa dan di jalur kehidupan lain jelas melukai hati para penganut agama.

"Orang Afrika menganggap bahwa kami, orang Barat, adalah orang-orang yang tidak beragama," ujar Baker. Namun ia percaya bahwa serangan dari para ateis tidak akan pernah sukses.

"Agama itu penting. Orang-orang lebih tertarik pada kehidupan ketimbang hanya berbelanja saja," ujarnya.


Sumber : http://www.forumkami.com/forum/berita/4785-religulous-film-agama-berwajah-sindiran.html