Minggu, 30 Januari 2011

Menang Dalam Masa Penantian

Apapun panggilan kehidupan Anda, satu hal yang tersulit yang kita harus hadapi adalah ketika Tuhan meminta kita untuk menunggu. Pada awalnya, Dia akan menyiapkan hati kita untuk panggilan itu. Dia akan memberikan petunjuk tentang rencana-Nya bagi kita dan melahirkan harapan yang besar dalam hati kita.

Namun, kesulitan biasanya berada di antara waktu persiapan itu dan waktu penggenapan janji. Pada permulaan, kita tahu apa yang telah Tuhan katakan dan kita tahu bahwa kita pasti akan melihatnya menjadi nyata; tidak peduli seperti apapun serangan musuh dalam hidup kita. Iman kita setinggi gunung. Kita mengambil langkah iman dan bersemangat untuk melihat buah dari kerja keras kita.

Lalu tiba waktu untuk menunggu.


Hari berganti menjadi minggu, bahkan bulan menjadi tahun, kita masih terus menunggu penggenapan janji Tuhan dalam hidup kita. Banyak dari kita tidak bisa mengatasi dengan baik masa menunggu ini. Harapan kita mulai pudar. Kita mulai lupa betapa mulianya janji Tuhan yang diberikan pada kita dan bagaimana kita bersemangat saat menerima janji Tuhan itu. Jadi, banyak dari kita kehilangan iman pada masa menunggu ini.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan hati kita tetap terarah pada masa menunggu ini?

  1. Berdiam dalam hadirat Tuhan.
    Mendengar suara Tuhan di masa-masa menunggu seperti ini ibarat menemukan sumur di tengah padang gurun. Kita tidak dapat bertahan di masa menunggu ini dengan kekuatan kita sendiri. Kita membutuhkan Tuhan. Hanya dengan berada dalam hadirat Tuhan kita akan mendapatkan kekuatan baru. Akan sangat sulit menjaga hati Anda untuk tetap memiliki semangat jika Anda tidak pernah menyediakan waktu untuk beristirahat di hadirat-Nya.

    ...tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31)


  2. Peka dengan suara Tuhan.
    Paulus menuliskan dalam Roma 10 bahwa iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan. Maksud dari pendengaran akan Firman Tuhan di sini yaitu dipenuhi, terpaut, makanan sehari-hari, menjadi fokus pada Firman Tuhan – hal inilah yang akan meningkatkan iman Anda.

    Jadi, ketika Anda menghadapi masa menunggu itu, pastikan diri Anda mengarahkan diri pada Firman Tuhan. Apa yang Tuhan katakan melalui Firman-Nya? Peganglah janji Tuhan tersebut, tuliskan dan tempelkan dimana Anda bisa sering membacanya.

    Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus.” (Roma 10:17)


  3. Berani mengambil risiko.
    Pada akhirnya, kita perlu mempertimbangkan untuk membuat tindakan yang belum pernah kita lakukan. Mungkin Tuhan sudah mempersiapkan segala sesuatu yang kita butuhkan, dan satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah mengambil risiko.

    Petrus adalah contoh seorang murid Yesus yang berani mengambil risiko. Perjanjian Baru banyak menceritakan tentangnya. Sekalipun Petrus tidak selalu mengambil pilihan dengan risiko yang positif, Yesus tidak pernah mengkritiknya karena begitu berani.

    Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." (Matius 14:28)


Jika Anda melakukan ketiga hal di atas – menyediakan waktu untuk berada dalam hadirat Tuhan, fokus pada Firman Tuhan dan berani mengambil risiko – saya jamin Anda akan melihat perubahan karena Anda mencari Tuhan. Anda memegang janji Tuhan dan mengingat perkataannya. Jadi, saat ini jika Anda menghadapi masa menunggu, kuatkanlah hati Anda dan ijinkan Tuhan memberikan kekuatan yang baru itu. Ijinkan Tuhan menyegarkan roh Anda dan menguatkan iman Anda. Percayalah, jika Anda tidak menjadi lemah, pasti Anda akan menuai apa yang tabur.

Sumber : http://www.gkikwitang.or.id/spiritual-life/teachings/396-menang-dalam-masa-penantian

Kamis, 13 Januari 2011

Bila Topan K'ras Melanda Hidupmu (KJ 439)

"Bila topan k’ras melanda hidupmu, bila putus asa dan letih lesu,
berkat Tuhan satu-satu hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasih-Nya.
(Refrein)
Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ’kan kagum oleh kasih-Nya.
Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasih-Nya.
"


Lagu ini sangat populer dan dinyanyikan oleh anak-anak di sekolah minggu, di kalangan muda-mudi sampai orang dewasa. Lirik lagunya sangat menyentuh dan memberi hiburan di tengah pergumulan hidup. Iramanya pun ringan dan lincah, sehingga dapat ikut mengangkat kita keluar dari beban yang berat dalam hidup ini.

Tapi tahukah Anda? Lagu ini memiliki judul asli "When Upon Life’s Billows/Count Your Blessing". Lagu ini diciptakan pada tahun 1897 oleh Johnson Oatman Jr. dan Edwin Othello Excel. Berikut adalah sejarah singkat mengenai pencipta lagu ini.

Seorang pengkhotbah awam Methodist yang bernama Johnson Oatman Jr. (1856-1922) merupakan pengarang syair lagu ini. Sejak kecil, Oatman sudah terbiasa mendengar dan menyanyikan lagu-lagu gereja; ayahnya merupakan seorang penyanyi yang cukup terkenal.


Pada faktanya, ia bukan pendeta dan tidak pernah menempuh pendidikan theologi. Tetapi, karena kepandaiannya, ia sesekali diminta untuk berkhotbah. Tugasnya sehari-hari adalah sebagai seorang administrator pada sebuah perusahaan asuransi besar di New Jersey. Di samping tugasnya yang cukup sibuk itu, ia berhasil mengarang 5000 syair lagu. Lagu lain yang cukup terkenal adalah “Kudaki Jalan Mulia” (KJ 400).

Lagu “Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu” merupakan lagu yang paling terkenal ciptaan Oatman. Lagu ini dinyanyikan hampir di seluruh dunia. Seorang penulis pernah mencatat bahwa lagu ini ibarat "sinar matahari yang menerangi tempat-tempat gelap di dunia". Hal ini dikarenakan banyaknya orang-orang dewasa yang menyanyikan lagu tersebut dalam kebaktian. Bahkan, dalam paduan suara pun, lagunya seolah-olah bersiul dengan gembira.


Adapun pengarang melodi lagu ini adalah Edwin Othello Excel, seorang komponis yang cukup terkenal saat berkembangnya lagu-lagu penginjilan. Excel lahir di Ohio, Amerika Serikat pada tahun 1851. Pada umur 20 tahun, ia sudah sudah menjadi guru menyanyi dan mendirikan sekolah-sekolah menyanyi. Dia diakui sebagai seorang pemimpin menyanyi yang sangat berbakat. Ia mengarang lebih dari 2000 lagu dan menerbitkan sendiri 50 buku nyanyian. Dalam suatu kegiatan penginjilan pada tahun 1921, ia tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal pada umur 70 tahun.

Sumber: http://www.gkiserpong.org/index.php?option=com_content&view=article&id=63:bila-topan-kras-melanda-hidupmu-kj-439&catid=37:hymn-of-the-week&Itemid=69