Rabu, 21 April 2010

Mengumpulkan Telur

Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. (1 Korintus 7:14)

Seorang pendeta baru saja menikah. Sekembalinya dari bulan madu, istrinya menunjukkan sebuah kotak kepada suaminya dan berkata: "Tolong kamu berjanji, dalam keadaan apa pun, untuk tidak membuka kotak ini". Walau dianggap agak aneh, sang pendeta berjanji bahwa ia tidak akan ingin mengetahui apa yang terdapat dalam kotak itu.

Dua puluh tahun telah lewat. Pada suatu hari, pendeta tersebut ingin mencari sesuatu dalam lemarinya. Ia menemukan kotak yang sudah lama dilupakannya itu. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Keberadaan kotak ini sudah begitu lama, sehingga aku kira tidak ada salahnya bila aku melihat ada apa di dalamnya." Kemudian ia membuka kotaknya dan menemukan uang sejumlah 12 juta rupiah dan 3 butir telur. Pada saat itulah istrinya memasuki kamar. "Kan aku sudah bilang jangan melihat apa yang ada di dalamnya," katanya dengan agak marah. Si suami yang merasa dipergoki, kelihatan agak merasa malu dan minta maaf kepada istrinya.

Selanjutnya sang pendeta berkata, "Karena aku sudah mengetahui apa isi kotak ini, aku harap kamu mau menjelaskan apa artinya."

"Baiklah", jawab istrinya. "Setiap kali khotbahmu jelek, aku meletakkan sebutir telur ke dalam kotak." Suaminya merenungkan hal ini sejenak dan merasa cukup puas mengingat ia telah berkhotbah selama 20 tahun; tiga butir telur dalam 20 tahun artinya prestasinya cukup baik!

"Itu sudah menjelaskan keberadaan ketiga butir telur itu. Namun, bagaimana tentang jumlah uang 12 juta itu?"


"Oh, itu," jawab istrinya, "Setiap kali aku telah mengumpulkan selusin telur, aku menjualnya."

Sumber : http://www.sabda.org/humor/mengumpulkan_telur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar